Tembung Yogyaswara dalam Bahasa Jawa dan Artinya
Tembung yogyaswara yaitu dua kata yang hampir sama pengucapannya dan penulisannya, hanya berbeda pada akhiran masing-masing katanya, yaitu menggunakan vokal akhiran a dan i, yang digunakan secara bersamaan dan mempunyai arti laki-laki dan perempuan.
Contohnya; hapsara-hapsari, kedana-kedini, bathara-bathari, dll.
Catatan;
1. Kata/ tembung; Prapta-prapti; sarwa-sarwi; pangaksama-pangaksami, dll. (Bukan termasuk tembung yogyaswara, karena tidak memiliki arti laki-laki dan perempuan, meskipun sama-sama berakhiran a dan i.
2. Kata/ tembung; Sutrisna-sutrisni; Suprapta-suprapti; Mulyana-mulyani; Susanto-susanti,dll (Meskipun berarti laki-laki dan perempuan kata tersebut bukan termasuk tembung yogyaswara, karena kata-kata tersebut merupakan nama orang Jawa laki-laki dan perempuan.
3. Kata/ tembung; Yayah-wibi; yayah rena; jaka-rara; jalu-wanita; kulik-tahu, dll (Juga bukan termasuk tembung yogyaswara, karena perbedaan akhirannya bukan a dan i.
Pembahasan tentang tembung yogyaswara akan kami ulas dalam bahasa Jawa, namun kami lengkapi dengan terjemahannya. Simak ulasan tentang tembung yogyaswara berikut ini.
Tembung Yogyaswara
Yogyaswara yaiku?Yogya = becik, swara = swara/ pangucap. Yogyaswara = swara kang becik.
Tembung yogyaswara yaiku tembung loro sing dirangkep dadi siji (sing meh pada pangucapane), mung bedo wanda pungkasan (sing ngarep tiba swara 'a' sing mburi tiba swara 'i'), nduweni teges lanang wadon. (terjemahan; Yogya = baik, swara = suara. Yogyaswara = suara yang baik. Tembung/ kata yogyaswara yaitu dua kata yang dirangkap menjadi satu (yang hampir sama pengucapannya), hanya beda huruf akhirnya (yang depan berakhiran 'a' yang belakang berakhiran 'i'), mempunyai arti laki-laki dan perempuan.)
Tembung yogyaswara dalam bahasa jawa merupakan istilah untuk menamai dua kata yang dirangkap menjadi satu yang pada umumnya mempunyai arti laki-laki dan perempuan. Terdapat beberapa tembung/ kata dalam bahasa jawa untuk menamai sosok/ tokoh/ orang yang berarti laki-laki dan perempuan. Tembung atau kata yogyaswara dalam bahasa Jawa tersebut antara lain sebagai berikut.
Contoh Tembung Yogyaswara dan artinya;
1. Apsara-apsari / Hapsara-hapsari, artinya; sebutan untuk bidadari laki-laki dan bidadari perempuan.2. Bathara-Bathari, artinya; sebutan untuk dewa laki-laki dan perempuan dalam mitologi Hindu.
3. Dewa-Dewi, artinya; sebutan untuk dewa laki-laki dan perempuan.
4. Gedhana-gedhini / kedhana-kedhini, artinya; sebutan untuk dua anak kandung, laki-laki dan perempuan.
5. Gandarwa-gandarwi, artinya; sebutan untuk dewa laki-laki dan perempuan.
6. Mahasiswa-mahasiswi, artinya; sebutan untuk orang laki-laki dan perempuan yang sedang menjalani pendidikan tinggi di universitas atau perguruan tinggi.
7. Pemudha-pemudhi, artinya; sebutan untuk orang laki-laki dan perempuan yang masih muda.
8. Putra-putri, artinya; sebutan untuk anak laki-laki dan anak perempuan.
9. Raseksa-raseksi, artinya; sebutan untuk buta/ raksasa laki-laki dan perempuan.
10. Siswa-siswi, artinya; sebutan untuk peserta didik laki-laki dan perempuan pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas.
11. Widadara-widadari, artinya; sebutan untuk bidadari laki-laki dan perempuan.
12. Yaksa-yaksi, artinya; sebutan untuk sejenis makhluk laki-laki dan perempuan dalam mitologi Hindu berwujud setengah manusia dan setengah dewa yang sering dihubungkan dalam wujud raksasa.
Tembung rangkep sing saemper yogyaswara bisa tinemu ing piwulang paramasastra, jenenge tembung dwilingga salin swara. Tuladhane dwilingga salin swara kayata; bola-bali, tonga-tangi, wira-wiri, tura-turu, lsp.
Baca juga;
Purwakanthi, Kaperang dadi Telu, yaiku;
Wangsalan Bahasa Jawa dan Artinya
Tembung Entar Lan Tegese dalam Bahasa Jawa
Demikian ulasan tentang "Tembung Yogyaswara dalam Bahasa Jawa dan Artinya" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel sastra Jawa menarik lainnya hanya di situs SeniBudayaku.com.