Pengertian Puisi | Unsur, Jenis-Jenis Puisi dan Contohnya Secara Lengkap

pengertian-puisi

Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya akan makna. Keindahan sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima/irama yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Pengertian Puisi

Pengertian puisi menurut beberapa ahli sastra, baik dari dalam maupun luar negeri antara lain sebagai berikut.

1. Herman J. Waluyo
Menurut Herman J. Waluyo pengertian puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan si penyair secara imajinatif yang disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa melalui pengonsentrasian struktur batin dan struktur fisiknya.

2. Usman Awang
Menurut Usman Awang mendefinisikan bahwasannya puisi bukanlah suatu nyanyian orang yang putus asa yang mencari ketenangan melalui puisi yang ditulisnya.

3. Muhammad Hj. Salleh
Menurut Muhammad Hj. Salleh puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang kental dengan musik dan bahasa melalui kebijaksanaan penyair dan tradisinya. Dengan segala kekentalan itu, maka puisi setelah dibacakan akan menjadikan pendengarnya lebih bijaksana.

4. Putu Arya Tirtawirya
Menurut Putu Arya Tirtawirya, pengertian puisi adalah suatu ungkapan secara implisit dan samar dengan makna yang tersirat, dimana kata-katanya cenderung lebih condong pada makna konotatif.

5. H.B. Jassin
Menurut H.B. Jassin Pengertian puisi adalah pengucapan yang dilantunkan dengan perasaan yang didalamnya mengandung pikiran-pikitan serta tanggapan-tanggapan.

6. Samad Said
Menurut Samad Said, pengertian puisi adalah suatu pernyataan berupa ungkapan perasaan dan pandangan hidup seorang penyair yang memandang peristiwa alam dengan ketajaman perasaan. Ketajaman perasaan inilah yang menggetarkan hati sehingga akan muncul semacam gerak dalam daya rasanya. Lalu ketajaman tanggapan tersebut akan berpadu dengan sikap hidupnya, yang mengalir melalui bahasa hingga menjadi sebuah puisi yang menjadi satu pengucapan seorang penyair.

7. William Wordsworth
Menurut William Wordsworth mendefinisikan puisi sebagai "luapan spontan perasaan yang kuat: ia mengambil asalnya dari emosi yang teringat dalam ketenangan".

Unsur-Unsur Puisi

1. Unsur fisik Puisi


a. Diksi (Pemilihan kata)
Kedudukan kata-kata dalam puisi sangat penting. Kata-kata ini harus bersifat konotatif sehingga maknanya bisa saja lebih dari satu. Hendaknya memilih kata-kata yang bersifat puitis yang mempunyai efek keindahan. Bunyinya harus indah dan memiliki keharmonisan dengan kata-kata lainnya.

b. Pengimajinasian
Pengimajinasian adalah kata-kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi.

c. Kata kongret
Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus dikongkretkan atau diperjelas. Jika penyair mahir dalam mengkongkretkan kata-kata maka pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, atau merasakan apa yang dilukiskan penyair dan dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair.

d. Bahasa figuratif (Majas)
Majas adalah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain.

e. Rima/Ritme
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Rima menjadikan puisi lebih indah dan bermakna lebih kuat.

f. Tata wajah (Tipografi)
Tipografi atau tata wajah merupakan pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraf, tetapi berbentuk bait.

2. Unsur batin Puisi

a. Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya.

b. Parasaan
Karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan penyair adalah puisi. Bentuk ekspresi dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, alam, atau Sang Khalik.

c. Nada dan suasana
Nada puisi adalah sikap penyair kepada pembaca, misalnya menggurui, menasihati, mengejek, menyindir atau hanya menceritakan sesuatu. Suasana adalah keadaan jiwa yang dialami pembaca setelah membaca puisi tersebut. Nada dan suasana dalam puisi saling berkaitan. Nada sebuah puisi dapat menciptakan suasana tertentu terhadap pembacanya.

d. Amanat
Amanat yang hendak disampaikan oleh si penyair dapat ditelaah setelah kita memahami tema, rasa, dan nada puisi tersebut. Tujuan amanat merupakan salah satu hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya.

Jenis-Jenis Puisi Baru

Berdasarkan cara penyair mengungkapkan isi atau gagasan yang hendak disampaikan melalui karya puisi, puisi terbagi dalam beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.

  1. Balada adalah sajak yang berisi cerita atau kisah.
  2. Romance adalah sajak yang berisi curahan perasaan cinta.
  3. Elegi adalah sajak yang berisi curahan perasaan cinta.
  4. Ode adalah sajak yang berisi sanjungan kepada orang yang dianggap berjasa dalam masyarakat (pahlawan).
  5. Himne adalah sajak yang berisi pujaan atau pujian kepada Allah, tanah air, seseorang atau sesuatu yang dimuliakan.
  6. Epigram, slogan, semboyan, atau sajak yang berisi semboyan ajaran hidup. Tujuannya menanamkan semangat perjuangan hidup, baik untuk diri sendiri atau bagi yang lain.
  7. Satire adalah sajak yang berisi kritik, sindiran, atau kecaman, misalnya ditujukan untuk menyindir kebobrokan moral dan kepincangan sosial.


Membaca Puisi
Membaca puisi pada umumnya dilakukan dengan nyaring atau dengan berdeklamasi. Berdeklamasi adalah pembacaan puisi yang disertai gerak dan mimik yang sesuai.

Baca juga:
50 Contoh Puisi Pendek yang Mudah dan Menarik
Contoh Puisi Tentang Cinta Masa Kini
Contoh Puisi Pendidikan Masa Kini yang Elegan
Contoh Puisi Ibu yang Sangat Mengharukan

Jenis-Jenis Puisi Lama dan Contohnya

a. Pantun

Pantun terdiri atas 4 baris, kedua baris pertama disebut sampiran, kedua baris terakhir adalah isinya. Rimanya ab-ab.

1. Contoh Pantun nasihat:
a) "Soleram....Soleram
Soleram anak yang manis
Anak manis janganlah dicium, sayang
Kalau dicium, merahlah pipinya"

b) "Tanjung perak di Surabaya
Naik kapal ke Bukittinggi
kalau aku jadi orang kaya, sayang
Banyaklah amal dan rendah hati"

c) "Pesawat Sukhoi terbang tinggi
Makan rendang di kota Padang
kalau engkau jadi selebriti, sayang
Jangan bergosip agar hidup tenang"

d) "Pagar kawat pagar berduri
Jangan dipanjat bikin sengsara
Kalau kita bebas korupsi, sayang
Rakyatlah makmur dan sejahtera"

e) "Angkutan kota warnanya kuning
Dibawa orang keliling kota
Jadi sopir harus hati-hati
Kalau tidak, penumpang celaka"

f). "Kalau hendak pergi ke pasar
Jangan lupa membeli kuini
Kalau hendak pergi ke Makasar
Naik saja kapal PELNI"

g). "Pergi ke toko memakai sarung
Sarung buatan negeri seberang
Maksud hati pulang ke kampung
Apa daya tak punya uang"

h). "Naik delman keliling kota
Delmannya baru kudanya kuat
Kalau kita di jalan raya
Patuhi rambu agar selamat"

i). "Dayung sampan dengan kayuh
Sampan didayung di air tenang
Jika ingin pergi jauh
Naik saja pesawat terbang"

j). "Jalan-jalan ke Cianjur
Jangan lupa membeli nampan
Kalau kamu menjadi orang jujur
Pasti disukai semua teman"

k). "Pulau Pandan jauh di tengah
Di balik Pulau Angsa Dua
Hancur badan dikandung tanah
Budi baik dikenang juga"

l). "Sungguh cantik anak pak camat
Pakai baju apa pun pantas
Jika kamu ingin selamat
Patuhilah rambu-rambu lalu lintas"

m). "Ulang tahun meniup lilin
Lilin disimpan di dalam kotak
Barang siapa tidak disiplin
Pasti kan salah dalam bertindak"

n). "Satu, dua, tiga, dan empat
Mari kita makan ketupat
jangan berasalan tidak sempat
Siapa belajar pasti kan selamat"

o). "Jemur kerupuk di bulan Syawal
Untuk persiapan saat Lebaran
Barang siapa melanggar jadwal
Kelak hidupnya tidak karuan"

p). "Aduh, aduh Siti Aisyah
Mandi di kali rambutnya basah
Tidak sembahyang, tidak puasa
Di dalam kubur mendapat siksa"

q). "Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ka tepian
bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian"

r). "Kalau kita pergi ke pasar
Jangan lupa membeli cabai
Kalau kita rajin belajar
Cita-cita pasti tercapai"

s). "Kalau ada si kumbang baru
Bunga kenanga dilepas jangan
Kalau ada sahabat baru
Sahabat lama dibuang jangan"

t). "Angkat kaki hindari batu
Silau mata bersinar lampu
Tidak baik melawan guru
Beliau setia memberi ilmu"

2. Contoh Pantun teka-teki
a) "kalau puan, puan cerana
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki?"

b) "Ada buah mempunyai rambut
Embusan angin tertiup lembut
membuat orang jadi terlena
Buah apakah itu namanya?"

3. Contoh Pantun Anak kedukaan
a) "Elok rupanya kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besarnya hati
Melihat ibu sudah datang"

b) "Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan
Betapa hati menjadi rusuh
Jika tidak lulus ujian"

4. Contoh Pantun Berkait
"Sarang garuda di pohon beringin
Buah kemuning di dalam puan
Sepucuk surat dilayangkan angin
Putih kuning sambutlah Tuan
Buah kemuning di dalam puari Dibawa dari Indragiri
Putih kuning sambutlah Tuan
Sambutlah dengan si tangan kiri
Dibawa dari Indragiri
Kabu-kabu dalam perahu
Sambutlah dengan si tangan kiri
Seorang makhluk janganlah tahu"

b. Talibun

Talibun adalah pantun yang susunannya terdiri atas 6, 8, atau 10 baris. Pembagian baitnya sama dengan pantun. yaitu terdiri atas sampiran dan isi.

Contoh Talibun:
1). "Mendaki bukit tempurung
Manurun ke Tanjung Ladang
Mambawa rotan dua lembar
Kami mendengar berita burung
Bunga larangan sudah menghilang
Kumbang mana yang mengambilnya"

2). "Pasir bulan dalam perahu
Berlabuh tentang batu bara
Berkiawan lalu ketepian
Ketika menghadap kemudinya
Kasih tuan hambalah tahu
Bagai orang menggenggam bara
Rasa hangat dilepaskan
Begitu benar malah kiranya"

3). "Ditatah sarat bunga kondai
Bertikam berhulu gading
Terang bertirai sutra
Bersulam bersuji manik
Rendah beri berturab
Kebesaran basa nan empat balai
Tuan pagi di padang ganting
Tuan Indomo di Suroso
Datuk Machudun di Si Manik
Bendahara di sungai Tarab"

c. Karmina

Karmina adalah pantun yang terdiri atas dua baris: baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isinya.

Contoh karmina:
"Gendang gendut, tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
Pinggan tak retak, nasi tak ingin
Tuan tak hendak, kami tak ingin
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu, bertanya pula".

d. Gurindam

Gurindam sering juga disebut sajak peribahasa. Gurindam terdiri atas dua baris yang berirama. Baris pertama umumnya berupa sebab (hukum, pendirian), sedangkan baris kedua merupakan jawaban atau dugaan.
Contoh Gurindam:

Gurindam Dua Belas
1. Awal diingat akhir tidak
2. Alamat badan akan rusak
3. Barang siapa mengenal dua
4. Tahulah dia barang teperdaya
5. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir
6. Di situlah banyak orang tergelincir
7. Barang siapa meninggalkan sembahyang
8. Seperti rumah tak bertiang
9. Jika hendak mengenal orang berbangsa
10. Lihat kepada buidi dan bahasa
11. Apabila anak tidak dilatih
12. Jika besar ibu bapaknya letih

e. Syair

Syair merupakan bentuk puisi klasik yang merupakan pengaruh kebudayaan Arab. Ciri-ciri syair adalah Sebagai berikut:
1. Terdiri atas empat baris.
2. Tiap baris terdiri atas 8 sampai 10 suku kata.
3. Tidak memiliki sampiran dan isi, semuanya merupakan isi.
4. Berirama akhir a-a-a-a

Contoh Syair:
Ya Illahi Khalikul Bahri                    > i semua kata akhirnya
Nasibku malang tidak pergi              > i adalah vokal i,
Ditinggaikan suami seorang diri       > i berarti sajak
Bakal sengsara setiap hari                 > i aa-aa

Sengsara gerangan takdirnya untung
Sebagai nasib si bungsu betung
Hanyut di sungai terkatung-katung
Diejekkan kera dan lutung

Diriku hina amatlah malang
Padi ditanam tumbuhlah lalang
Puyuh di sangkar jadi belalang
Ayam ditambat disambar elang

Kesukaan lenyap lara menyebut
Pedih dan pilu rasanya kalbu
Pikiran melayang sebagai lebu
Sebagai anak ditinggalkan ibu

f. Masnawi

Masnawi adalah puisi Arab yang berisi puji-pujian tentang tingkah laku seseorang yang mulia.
Contoh Masnawi:

UMAR
Umar yang adil dalam perinya
Nyatalah pun adil sama sendirinya
Dengan adil itu anaknya dibunuh
Inilah yang benar dan sungguh

Dengan bedah antara isi dan alam
Ialah yang besar pada siang malam
Lagi pula yang menjauhkan segala syar
Imamullah didalam Padang Masyar
Barang yang hak Ta’a katakan itu
maka katanya yang sebenarnya begitu

g. Ruba'i

Ruba'i adalah puisi Arab yang berisikan hal-hal yang berhubungan dengan nasihat-nasihat bersifat pemujaan.
Contoh Rubai:

MANUSIA
Subhanallah apa hal segala manusia
Yang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang sia
Tanah itu kujadikan tubuhnya kemudian
Yang ada dahulu padanya terlalu mulia

h. Kit’ah

Kit'ah adalah puisi Arab yang berisikan nasihat-nasihat yang bersifat mendidik.
Contoh Kit'ah:

Jikalau dalam tanah pada ikhwal sekalian
Tiadalah kudapat bedakan pada antara rakyat dan sultan
Fana juga sekalian yang ada, dengarkanlah yang Allah berfirman
Kulluman’ alaihi famin, yaitu barang siapa yang di atas bumi itu lenyap jua

i. Nazam

Nazam adalah puisi Arab yang berisikan tentang cerita hamba sahaya, raja, sultan, pangera, atau bangsawan istana.
Contoh Nazam:

Bahwa bagi raja sekalian
Hendak ada menteri sekalian
Yang pada suatu pekerjaan
Sempurnakanlah segala kerajaan
Menteri inilah maha tolan raja
Dan peti segenap rahasia sahaja
Karena kata raja itu katanya
Esa artinya dan dua adanya
Maka menteri yang demikianlah perinya
Ada keadaan raja dirinya
Jika rapat dapat adanya itu
Dapat upeti rahasianya di situ
Terletak di atas penjuru
Harta buta, jembalang buta
Aku mengangkatkan jembalang rusa

j. Gazal

Gazal adalah pantun Arab yang Berisi cinta kasih.
Contoh Gazal:

Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia juga
Dan nyawaku pun mana daripada nyawa itu jauh ia juga
Hanya jika pada nyawa itu yang menghidupkan sementara
nyawa manusia juga
Dan menghilangkan cinta pun itu kekasihnya yang setia juga
Kekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia juga
Bukhari yang ada nyawa itu adalah berbahagia juga

Baca juga:
500 Peribahasa dan Artinya Secara Lengkap | A sampai Z
Pepatah Jawa Paribasan, Bebasan, dan Saloka beserta Pengertian, Contoh, dan Artinya
Cangkriman: Tegese, Tuladha, lan Wujude (Pengertian, Contoh, dan Jenisnya)

Demikian ulasan tentang "Pengertian Puisi | Unsur, Jenis-Jenis Puisi dan Contohnya Secara Lengkap" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel seni sastra menarik lainnya hanya di situs SeniBudayaku.com.