Mengenal Suku Bangsa Kalimantan Barat dan Wilayah Penyebarannya

Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Berbagai sumber menyebutkan terdapat ratusan suku bangsa di Indonesia. Suku-suku tersebut menyebar dari Sabang sampai Merauke. Tiap-tiap suku memiliki karakteristik tertentu. Meskipun suku bangsa beraneka ragam dan berbeda ciri, tetapi mereka tetap satu bangsa yaitu Bangsa Indonesia. Sama halnya dengan di Provinsi Kalimantan Barat yang juga memiliki bermacam-macam suku bangsa. Ada suku bangsa yang sejak lama tinggal di Kalimantan Barat dan ada pula yang datang kemudian.

Suku Bangsa Kalimantan Barat
Penduduk Provinsi Kalimantan Barat ada bermacam-macam suku bangsa. Suku bangsa yang mayoritas (jumlahnya besar) terdiri atas suku Dayak, Melayu, dan Tionghoa (Cina). Proporsi ketiga suku tersebut sekitar 90% dari total jumlah penduduk. Suku bangsa yang telah lama tinggal di Kalimantan Barat adalah suku Dayak. Suku Dayak diperkirakan berasal dari daerah Yunan, Cina Selatan. Mereka bermigrasi ke Kalimantan sekitar tahun 3000-1500 SM. Suku Dayak digolongkan ke dalam kelompok protomelayu karena mereka bermigrasi pada gelombang pertama. Orang Dayak berkulit cerah atau kuning. Mereka umumnya tinggal di daerah pedalaman. Suku Dayak mempunyai banyak anak suku atau subsuku. Di antara subsuku tersebut terdapat suku-suku yang menjadi induk bagi lainnya. Mereka adalah Subsuku Ngaju, Daya Opu, Kayan, Toan, Tomantus, Iban, Marat, Punan, dan Ot Danum. Selain ketiga suku bangsa (Dayak, Melayu, dan Tionghoa) mayoritas di atas, terdapat suku-suku yang lain, misalnya Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, dan Batak. Suku-suku ini jumlahnya di bawah 10%.

Suku Ngaju
Suku Ngaju tersebar di Kalimantan Barat bagian tenggara. Umumnya mereka bermukim di sepanjang Sungai Kapuas. Mata pencaharian suku ini bercocok tanam padi di ladang. Sebagian lagi masih berburu dan menangkap ikan di sungai. Mereka mendirikan rumah sejajar dengan sungai. Kebanyakan orang Ngaju berdiam dalam rumah-rumah panjang. Dalam satu rumah dihuni oleh beberapa keluarga inti yang masih mempunyai hubungan kekerabatan. Suku Ngaju menganut prinsip kekerabatan ambilineal, karena keturunan tidak hanya dikaitkan dengan cikal bakal pihak ayah, tetapi juga dari pihak ibu. Menurut suku Ngaju, perkawinan yang ideal adalah gadis dan bujang yang saudara sepupu derajat kedua (hajenan) atau sepupu dari kakek yang bersaudara.
macam-macam-suku-dayak-kalimantan-barat

Suku Ot Danum
Suku Ot Danum menghuni daerah sepanjang Sungai Malawi, Silat, dan Meateh, Kabupaten Kapuas Hulu. Orang Ot Danum mendirikan permukiman di dekat pinggir sungai-sungai besar. Setiap kampung setidaknya mempunyai sebuah betang (rumah panjang). Sebuah rumah betang dihuni oleh beberapa keluarga batih yang banyaknya sampai sekitar 50 keluarga. Orang Ot Danum rata-rata bermata pencaharian sebagai peladang berpindah. Mereka biasanya menanam padi. Mata pencaharian lainnya adalah mengumpulkan hasil hutan, mendulang emas. menangkap ikan, dan berburu binatang liar.

Hubungan orang Ot Danum berdasarkan pada prinsip ambilineal, yaitu sebagian masyarakat menghitung garis keturunan dari ayah dan sebagian lainnya dari ibu. Sebuah desa secara formal dipimpin oleh seorang pembekal yang bertindak sebagai pemimpin administrasi (kepala desa dan seorang penghulu) dan sebagai kepala adat. Jabatan penghulu ini sering pula dijabat rangkap oleh seorang tokoh yang kemudian bergelar patih. Kepercayaan asli orang Ot Danum adalah kaharingan. Sekarang ini kebanyakan suku Ot Danum mulai memeluk agama Kristen.

Orang Iban sebagian besar mendiami hulu Sungai Kapuas sampai ke dalam wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Mata pencaharian pokok mereka bercocok tanam di ladang. Mereka menanam padi, ubi-ubian, sayur, dan buah-buahan. Sebagian lagi masih menyandarkan diri dengan meramu hasil hutan. Seperti suku-suku lainnya, orang Iban berdiam di sepanjang sungai di dalam rumah-rumah Betang. Rumah betang dihuni beberapa keluarga inti yang masih mempunyai hubungan kekerabatan.

Suku Bangsa Pendatang
Suku Melayu di Kalimantan Barat diperkirakan berasal dari daerah Sumatra Selatan. Akan tetapi, ada sumber lain yang menyatakan bahwa suku Melayu ini berasal dari Malaysia dan Sumatra Timur. Mereka bermigrasi ke Kalimantan diperkirakan sekitar abad ke-15. Orang-orang Melayu ini merupakan masyarakat yang beragama Islam. Mereka inilah yang kemudian mendirikan kesultanan-kesultanan di daerah pesisir. Kesultanan-kesultanan suku Melayu cukup banyak. Kesultanan yang besar adalah Kesultanan Sambas dan Kesultanan Kadriah di Pontianak. Dalam perkembangannya suku Melayu dapat berbaur dengan suku-suku yang telah lama tinggal di Kalimantan Barat yaitu Dayak.
suku-melayu-kalimantan-barat
Suku Melayu Kalimantan Barat
Ketika suku Dayak ada yang memeluk agama Islam, mereka ini kemudian disebut pula sebagai suku Melayu. Di kalangan orang Dayak mereka ini dikenal dengan sebutan sangonan (Simpang Hulu), sangenan (Kapuas Hulu), miyagak (Sungai Laur) nyape (Tayap), nyagak (Tumbang Titi), dan Laut (Kab. Pontianak).

Suku Tionghoa (Cina) merupakan suku bangsa asing yang berasal dari Tiongkok atau negara RRC (Republik Rakyat Cina). Sudah sejak abad ke-3 pelaut Cina telah berlayar ke Indonesia untuk berdagang. Rute pelayaran menyusuri Pantai Asia Timur dan pulangnya melalui Kalimantan Barat serta Filipina dengan mempergunakan angin musim. Pada abad ke-7, hubungan Tiongkok dengan Kalimantan Barat sering terjadi. Kemudian orang-orang Tionghoa mulai datang dan menetap di Sambas dan Mempawah. Mereka ini bekerja di tambang-tambang emas.
suku-bangsa-tionghoa-kalimantan-barat
Gadis Tionghoa sedang Bersembahyang di Klenteng
Tahun 1463 Laksamana Cheng Ho dari Yunan, atas perintah Kaisar Cheng Tsu (kaisar keempat Dinasti Ming) selama tujuh kali memimpin ekspedisi pelayaran ke Nan Yang. Beberapa anak buahnya ada yang kemudian menetap di Kalimantan Barat dan membaur dengan penduduk setempat. Mereka membawa ajaran Islam yang mereka anut.

Migrasi orang-orang Tionghoa ke Kalimantan terjadi dalam beberapa gelombang. Pada Oktober 1771 Kota Pontianak berdiri. Tahun 1772 datang seorang bemama Lo Fong (Pak) dari kampung Shak Shan Po, Kunyichu, Kanton membawa 100 keluarganya mendarat di Siantan, Pontianak Utara. Sementara itu. di Pontianak sudah ada orang-orang Tionghoa yang menetap lebih dahulu. Kemudian. pada abad ke-18 terjadi gelombang migrasi besar-besaran orang-orang Tionghoa ke Kalimantan Barat, Sarawak, dan Semenanjung Malaya. Perpindahan ini disebabkan berkobarnya perang saudara di Tiongkok.

Baca juga:
Mengenal Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat
Pakaian Adat Kalimantan Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya
Rumah Adat Kalimantan Barat Lengkap Gambar dan Penjelasannya
Senjata Tradisional Suku Dayak Kalimantan Lengkap, Gambar dan Penjelasannya