Mengenal Suku Betawi dalam Keragaman Penduduk DKI Jakarta

DKI Jakarta adalah provinsi yang menyandang banyak predikat. DKI Jakarta sebagai provinsi yang wilayahnya tidak terlalu luas, tetapi memiliki peran yang besar. Berkedudukan sebagai kawasan metropolitan, daerah ini menjadi kota tujuan mayoritas orang. Setiap waktu berduyun-duyun orang menginjakkan kaki dan bermukim dengan berbagai impian dan harapan.

Harap maklum, provinsi ini memang memegang peran penting di negeri ini. Oleh karena itu, Provinsi DKI memiliki fasilitas serba lengkap. Selain sebagai pusat dalam politik pemerintahan, Provinsi DKI juga sebagai pusat berbagai kegiatan industri dan ekonomi.

Harus diakui, DKI Jakarta adalah provinsi dengan penduduk urban. Penduduk urban berarti orang-orang yang berpindah dari satu tempat atau daerah lain. Orang-orang dengan berbagai tujuan dan harapan berdatangan di wilayah provinsi ini. Lama kelamaan, mereka (orang-orang urban tadi) menjadi penduduk. Gejala urban tersebut terjadi baik pada masa sekarang ini maupun dalam perjalanan sejarahnya pada masa lalu.

Gejala urban pada masa sekarang dapat dilihat dari keragaman penduduk Provinsi DKI Jakarta itu sendiri. Kita tahu, segala macam suku dari segenap penjuru tanah air dapat kita temui di wilayah provinsi ini. Bukan itu saja, sebagian dari mereka bahkan dari mancanegara. Bagaimana dengan gejala urban pada masa lalu? Gejala urban dapat kita lihat dari (jejak-jejak sejarah) identitas penduduk aslinya, yaitu suku Betawi.

Suku Betawi

Meskipun penduduk Provinsi DKI Jakarta saat ini penuh ragam serta berjenis-jenis, suku Betawi adalah penduduk aslinya. Suku Betawi terbentuk dari campuran berbagai suku lain sejak Jakarta masih sebagai pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa. Ketika Sunda Kelapa diduduki Belanda namanya berubah menjadi Batavia. Dalam dialek setempat menjadi Betawi. Percampuran orang-orang Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makassar, Bali, Ambon, dan ras lain, seperti Arab, Cina, Portugis sepertinya telah membentuk kesatuan hidup setempat yang secara tradisional menyebut dirinya orang Betawi.
Suku-betawi-di-jakarta
Suku Betawi
Keberadaan masyarakat Betawi semakin hari semakin terdesak. Hal ini dikarenakan masyarakat Betawi pada masa lampau sudah cenderung menjadi masyarakat pinggiran. Keterlibatan mereka dalam dunia sosial, politik, dan perekonomian kota Jakarta sangat sedikit. Sebagian besar orang Betawi bermatapencaharian sebagai petani buah dan sayuran serta peternak ayam dan kambing. Saat ini semakin sulit ditemukan orang Betawi asli karena desakan pengaruh berbagai kebudayaan dari luar.

Orang Betawi menganut garis keturunan berdasarkan prinsip bilateral, baik dari pihak ayah maupun pihak ibu. Keluarga-keluarga inti lebih suka bergabung dengan keluarga asalnya yang membentuk suatu keluarga batih.

Sekarang masyarakat Betawi hidup dalam susunan kependudukan menurut kelurahan atau desa. Sebaliknya, pada masa lampau permukiman orang Betawi dibagi menjadi beberapa kemandoran yang dibantu oleh seorang mandor dan dibantu oleh seorang marinyo (pemimpin wilayah bagian kemandoran), pencalang (penghubung masyarakat), amil (petugas keagamaan), dan upas (petugas keamanan).

Baca juga:
Pakaian Adat Betawi (DKI Jakarta) Lengkap, Gambar dan Penjelasanya
Rumah Adat Betawi (DKI Jakarta) Lengkap, Gambar dan Penjelasannya
Alat Musik Tradisional Betawi Lengkap Penjelasannya
Tarian Tradisional Betawi Lengkap Penjelasannya
Upacara Adat Betawi Lengkap Penjelasannya
Makanan dan Minuman Khas Betawi (DKI Jakarta) Lengkap Penjelasannya