Pengertian Seni Lukis, Tujuan Berkarya Seni Lukis dan Aliran Seni Lukis
Jika dihadapkan pada selembar kertas kosong dan dilengkapi dengan alat tulis, pasti ada keinginan kita untuk mencoret-coret kertas itu, mungkin hanya berupa garis-garis saja, tapi dari coretan garis tadi akan menjadi sebuah bidang-bidang yang bersinggungan. Sehingga dihasilkan sebuah bentuk. Sewaktu mencoret kertas tadi dengan garis-garis, eskpresi jiwa kita ikut larut di dalamnya, sehingga apa yang kita gambarkan di kertas tadi, mewakili gejolak jiwa yang kita rasakan.
Ekspresi atau coretan-coretan itu bisa dikembangkan menjadi sebuah lukisan, agar lebih bermakna coretan itu perlu disempurnakan misalnya imajinasi, emosi, kelenturan, intensitas tebal-tipisnya termasuk dalam hal ini goresan warna-warnanya.
Tetapi, apakah sesederhana itu melukis? Untuk itu, kita perlu mengenal apakah pengertian seni lukis.
A. Pengertian Seni Lukis
Seni lukis merupakan salah satu cabang seni rupa hasil imajinasi seniman melalui media garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang. Seni lukis merupakan karya seni rupa yang berwujud dua dimensi (karya seni yang memiliki ukuran panjang x lebar dan hanya dapat dinikmati dari satu sisi).
Seni lukis terdiri dari 3 komponen utama, yaitu subjek, bentuk dan isi. Perpaduan dari ketiga komponen tersebut secara tepat dapat menghasilkan suatu karya seni lukis yang baik.
Penjabaran dari 3 komponen seni lukis tersebut antara lain;
1. Subjek
Subjek, yaitu sesuatu yang menjadi bentuk lukisan tersebut. Terdapat berbagai macam subjek lukisan dan secara umum dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu;
a. Subjek lukisan bentuk figuratif, yaitu subjek yang masih terikat dengan bentuk-bentuk yang ada di alam baik benda hidup maupun benda mati.
b. Subjek lukisan bentuk non figuratif, yaitu subjek yang tidak terikat dengan bentuk-bentuk alam. Artinya subjek abstrak atau hasil imajinasi manusia.
2. Bentuk
Bentuk, yaitu cara seniman mengolah subjek yang dilukisnya menjadi sebuah karya seni yang indah.
3. Isi
Isi, yaitu tujuan yang ingin dicapai seniman dari karya seni yang diciptakannya. Artinya pesan, kesan yang ingin diungkapkan oleh seorang seniman melalui karya seni lukis tersebut.
Seni lukis terdiri dari 3 komponen utama, yaitu subjek, bentuk dan isi. Perpaduan dari ketiga komponen tersebut secara tepat dapat menghasilkan suatu karya seni lukis yang baik.
Penjabaran dari 3 komponen seni lukis tersebut antara lain;
1. Subjek
Subjek, yaitu sesuatu yang menjadi bentuk lukisan tersebut. Terdapat berbagai macam subjek lukisan dan secara umum dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu;
a. Subjek lukisan bentuk figuratif, yaitu subjek yang masih terikat dengan bentuk-bentuk yang ada di alam baik benda hidup maupun benda mati.
b. Subjek lukisan bentuk non figuratif, yaitu subjek yang tidak terikat dengan bentuk-bentuk alam. Artinya subjek abstrak atau hasil imajinasi manusia.
2. Bentuk
Bentuk, yaitu cara seniman mengolah subjek yang dilukisnya menjadi sebuah karya seni yang indah.
3. Isi
Isi, yaitu tujuan yang ingin dicapai seniman dari karya seni yang diciptakannya. Artinya pesan, kesan yang ingin diungkapkan oleh seorang seniman melalui karya seni lukis tersebut.
B. Pengertian Seni Lukis Menurut Para Ahli
Pengertian seni lukis menurut beberapa ahli antara lain, sebagai berikut.
a) Seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, biasanya memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri. Ciri khas ini didasarkan pada tema, corak atau gaya, teknik, bahan, serta bentuk karya seni tersebut.
b) Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu, dengan melibatkan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh. Sehingga sebuah lukisan harus dapat menerjemahkan apa yang ada dalam objek, tema, atau gagasan secara representatif. Soedarso Sp (1990: 11)
c) Lukisan adalah suatu pengalaman artistik yang ditumpahkan dalam bidang dua dimensional dengan menggunakan warna dan garis. Soedarso, Seni Lukis Kaligrafi Islam, (Yogyakarta:ISI, 1992), hlm. 10.
C. Tujuan Berkarya Seni Lukis
Seiring dengan perkembangan zaman serta kemajuan teknologi, seniman semakin bebas dalam mengungkapkan ekspresinya. Namun, kegiatan yang melibatkan ekspresi, emosi, serta konsep bisa dikelompokkan dalam tujuan berkarya seni lukis tersebut, antara lain:
a) Tujuan religius
Tujuan berkarya seni untuk tujuan religius sudah berlangsung sejak zaman nenek moyang. Lukisan bisa mendekatkan diri dengan Sang Pencipta sebagai pelindung, dan penjaga pengampun dosa.
b) Tujuan kritik sosial
Kesenjangan sosial, peristiwa politik, ketidakberdayaan, serta perilaku kehidupan lain yang terjadi dalam masyarakat bisa menjadi ide dalam berkarya seni lukis. Objek lukisannya bisa dengan simbol-simbol atau perumpamaan yang bisa dikaitkan dengan peristiwa. Kritik yang disampaikan berupa bentuk bentuk kritik yang bersinggungan dengan pemerintah, lembaga sosial, ataupun kepada pemegang kekuasaan setempat. Seperti lukisan Joko Pekik yang berjudul berburu celeng di bawah ini.
c) Tujuan ekspresi
Lukisan menjadi media ekspresi dan juga media mencurahkan emosi/perasaan. Coretan garis dan warna merupakan perwujudan dari dorongan emosi dan gejolak jiwa pelukisnya, sehingga penikmat karya seni tidak hanya mengutamakan keindahan semata. Seperti lukisan karya Affandi yang berjudul potret diri. Lukisan ini menampilkan ekspresi yang sempurna, penggambaran tentang emosi, gejolak hawa nafsu, serta bisikan seperti topeng-topeng yang mengelilingi kehidupan manusia.
d) Tujuan komersil
Seringkali, kita lihat lukisan yang dijual di pinggir jalan dengan warna mencolok dan kebanyakan didominasi oleh lukisan pemandangan, tujuan penciptaan lebih mengutamakan aspek komersil sehingga bentuk dan gaya lukisannya cenderung mengikuti selera pasar.
Seperti kita bicarakan di atas tentang lukisan, sebuah lukisan memiliki ciri khas, tema, dan teknik, yang disebut gaya atau aliran. Berdasarkan cara pengungkapannya aliran dan gaya lukisan dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu representatif, deformatif dan nonrepresentatif. Berikut penjabaran aliran dan gaya lukisan serta tokoh-tokohnya.
a) Representatif
Pengertian representatif di sini adalah perwujudan gaya seni rupa menggunakan keadaan nyata pada kehidupan masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk dalam representatif adalah sebagai berikut.
1). Naturalisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam, melukiskan segala sesuatu dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif, tekstur, atau warna serta gelap terang dibuat dengan seteliti mungkin, lebih indah dari kenyataannya.
Meskipun aliran ini mirip dengan aliran realisme, namun aliran seni lukis ini dibuat tampak lebih indah dengan sedikit tambahan di sekitar objek lukisan.
Ciri-Ciri aliran Naturalisme yaitu;
Tokoh-tokoh aliran seni lukis naturalisme antara lain Basuki Abdullah, Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi, Claude, Rubens, Constabel, dan lain-lain.
Meskipun aliran ini mirip dengan aliran realisme, namun aliran seni lukis ini dibuat tampak lebih indah dengan sedikit tambahan di sekitar objek lukisan.
Ciri-Ciri aliran Naturalisme yaitu;
- cenderung menampilkan unsur alam yang objektif
- tidak banyak melibatkan emosional
- memiliki teknik gradasi warna
- memiliki susunan perbandingan, perspektif, tekstur, pewarnaan, serta gelap terang yang dikerjakan seteliti mungkin
- kebanyakan bertema tentang alam
Tokoh-tokoh aliran seni lukis naturalisme antara lain Basuki Abdullah, Abdullah, Abdullah Suryobroto, Mas Pringadi, Wakidi, Claude, Rubens, Constabel, dan lain-lain.
Sebagaimana lukisan karya Basuki Abdullah di atas yang berjudul “Ngarai Sianok”. Dengan kepiawaiannya, sang pelukis memainkan kuas dan warna sehingga menghasilkan karya seni yang mencapai kesempurnaan dari tekstur, perspektif, berkesan apa adanya tidak dibuat-buat, dan sangat naturalis.
2). Realisme, yaitu aliran yang memandang dunia ini apa adanya tanpa menambah atau mengurangi objek, penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup.
Ciri-ciri aliran Realisme yaitu:
Tokoh-tokoh aliran seni lukis realisme antara lain Trubus, Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah.
Ciri-ciri aliran Realisme yaitu:
- lukisan apa adanya
- tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni
- cenderung menyerupai bentuk alam secara akurat
- cenderung sesuai dengan fakta dan peristiwa yang terjadi di alam
Tokoh-tokoh aliran seni lukis realisme antara lain Trubus, Wardoyo, Tarmizi, S. Sudjojono dan Dullah.
Lukisan ini diberi judul pelabuhan "Tanjung Priok" , pada lukisan ini digambarkan suasana pelabuhan, aktivitas bongkar muat di kapal, dan kesibukan orang yang lalu lalang, menggambarkan realita yang ada.
3). Romantisme, yaitu aliran seni rupa yang lebih bersifat imajiner, aliran ini melukiskan cerita-cerita yang romantis, peristiwa yang dahsyat atau kejadian yang dramatis.
Aliran Romantisme melukiskan sesuatu yang bersifat romance, seperti sebuah tragedi, sejarah maupun pemandangan alam dan menampilkan suatu lukisan dengan fantastik.
Ciri-ciri aliran seni lukis Romantisme yaitu:
Tokoh-tokoh aliran seni lukis romantisme antara lain Raden Saleh, Francisco Goya, Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste, dan Turner.
Aliran Romantisme melukiskan sesuatu yang bersifat romance, seperti sebuah tragedi, sejarah maupun pemandangan alam dan menampilkan suatu lukisan dengan fantastik.
Ciri-ciri aliran seni lukis Romantisme yaitu:
- kedahsyatan melebihi kenyataan
- penuh gerak dan dinamis
- lukisan memiliki cerita yang emosional dan dahsyat
- mengandung kegetiran dan menyentuh perasaan
- pengaturan komposisi dinamis
- warna bersifat kontras dan meriah
Tokoh-tokoh aliran seni lukis romantisme antara lain Raden Saleh, Francisco Goya, Eugene Delacroix, Theodore Gericault, Jean Baptiste, dan Turner.
Lukisan historis yang melegenda “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya sang pelukis maestro kebanggaan Indonesia Raden Saleh, karya seni yang dilukis pada tahun 1857, menggambarkan ditangkapnya Pangeran Diponegoro oleh Letnan Jenderal Hendrik Merkus de Kock pada 28 Maret 1830, lukisan ini berukuran 112cm x 178cm.
b) Deformatif
Deformatif adalah perubahan bentuk dari aslinya sehingga menghasilkan bentuk baru, namun tidak meninggalkan bentuk aslinya.Aliran seni lukis yang tergolong dalam gaya deformatif antara lain;
1). Ekspresionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang perupa yang spontan pada saat melihat objek karyanya. Dengan kata lain aliran seni lukis ini memberikan kebebasan distorsi bentuk dan warna untuk melahirkan emosi atau menyatakan sensasi dari dalam (baik objek maupun seniman).
Ciri-ciri aliran seni lukis ekspresionisme yaitu:
- lebih banyak mengungkapkan jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia seseorang
- ungkapan isi hati seseorang
- pemilihan warna diutamakan
- merupakan imajinasi seseorang
Tokoh-tokoh aliran seni lukis ekspresionisme antara lain Vincent Van Gogh, Affandi, Zaini, Popo Iskandar, Paul Gaugiuin, Ernast Ludwig.
Judul “Barong dan Leak , ada beberapa versi karya lukisannya dengan tema Barong. Barong dan Leak merupakan bagian seni kebudayaan dari Masyarakat Bali merupakan simbol kebaikan, dan “Leak” merupakan simbol kejahatan, sehingga antara Barong dan Leak adalah musuh sebagaimana bertolak belakangnya antara kebaikan dan kejahatan.
2). Impressionisme, yaitu aliran seni rupa yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat obyek tersebut dilukis. Aliran seni lukis ini berusaha memperlihatkan lukisan berdasarkan kenyataan alam, yaitu murni berasal dari temuan objek alam sekitarnya. Selain itu ciri gambarnya cenderung tidak detail dan kabur pada objeknya.
Ciri-ciri aliran seni lukis Impressionisme yaitu:
Tokoh-tokoh aliran seni lukis impressionisme antara lain Claude Monet, Georges Seurat, Paul Cezanne, Aguste Renoir, Casmile Pissaro, Sisley, Edwar Degas, Mary Cassat.
Ciri-ciri aliran seni lukis Impressionisme yaitu:
- objek sangat alami
- lukisan dibuat di luar ruangan (enplein air)
- karya cenderung tidak mendetail tanpa garis penegas
- tidak memakai warna hitam untuk bayangannya
- goresan kuas pendek dan tebal dengan gaya seperti sketsa, untuk memberikan kemudahan pelukis menangkap esensi subyek daripada detailnya
- meneliti sedetail mungkin sifat pantulan cahaya dari sebuah objek untuk kemudian diterapkan ke dalam lukisan
- cat tidak ditunggu kering untuk ditimpa dengan warna berikutnya
- pengolahan sifat transparansi cat dihindari
- warna didapat dengan sesedikit mungkin pencampuran pigmen cat yang digunakan, diharapkan warna tercampur secara optis oleh retina
Tokoh-tokoh aliran seni lukis impressionisme antara lain Claude Monet, Georges Seurat, Paul Cezanne, Aguste Renoir, Casmile Pissaro, Sisley, Edwar Degas, Mary Cassat.
3). Surealisme, yaitu aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna seperti di dalam mimpi, pelukis mengembangkan daya khayalnya untuk menyampaikan pikiran dan perasaan melalui bentuk-bentuk dalam karyanya. Aliran ini erat hubungannya dengan dunia fantasi, seakan-akan lukisan dalam dunia mimpi. Lukisan surealisme seringkali memiliki bentuk yang tidak logis/ seperti khayalan.
Ciri-ciri aliran seni lukis surealisme yaitu:
Tokoh-tokoh aliran seni lukis surealisme antara lain Salvador Dali, Ivan Sagita, Agus Kamal, Sudiardjo, Amang Rahman, Andre Masson, Joan Miro, dan Boyke Aditya.
Ciri-ciri aliran seni lukis surealisme yaitu:
- penuh dengan khayalan dan fantasi
- lukisan aneh dan asing
Tokoh-tokoh aliran seni lukis surealisme antara lain Salvador Dali, Ivan Sagita, Agus Kamal, Sudiardjo, Amang Rahman, Andre Masson, Joan Miro, dan Boyke Aditya.
Lukisan ini mengakses pikiran bawah sadar untuk meningkatkan kreativitas seni. Salvador Dali mencoba menggunakan metode untuk menciptakan realitas dari mimpi dan pikiran bawah sadar, sehingga secara mental mengubah realitas apa yang ia ingin hal itu terjadi.
4). Kubisme, adalah aliran seni lukis yang memiliki bentuk-bentuk geometris, seperti segitiga, segiempat, kubus, silinder, lingkaran, bola, kerucut, dan kotak-kotak.
Ciri-ciri aliran seni lukis kubisme yaitu;
Tokoh-tokoh aliran seni lukis kubisme antara lain; Gezanne, Pablo Picasso, Fernand Leger, Robert Delaunay, Metzinger, Braque.
4). Kubisme, adalah aliran seni lukis yang memiliki bentuk-bentuk geometris, seperti segitiga, segiempat, kubus, silinder, lingkaran, bola, kerucut, dan kotak-kotak.
Ciri-ciri aliran seni lukis kubisme yaitu;
- memiliki bentuk geometris
- memiliki perpaduan warna yang sangat perspektif
Tokoh-tokoh aliran seni lukis kubisme antara lain; Gezanne, Pablo Picasso, Fernand Leger, Robert Delaunay, Metzinger, Braque.
c) Nonrepresentatif
Pengertian nonrepresentatif adalah perwujudan aliran seni lukis yang menekankan pada unsur-unsur formal; struktur, unsur rupa, dan prinsip estetik. Gaya seni lukis nonrepresentatif berupa susunan garis, bentuk, bidang, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya ini memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan objek apapun, gaya ini menonjolkan bidang yang diisi oleh warna dan dipilah dengan garis-garis tegas.
Gaya/ aliran seni rupa yang termasuk dalam representatif antara lain; aliran pointilisme, aliran fauvisme, aliran futurisme, aliran klasikisme, aliran dadaisme, aliran optic art, aliran primitivisme, aliran pitura metavisika, aliran abstraksionisme, aliran kontemporer, aliran dekoratif, aliran gotik, aliran konstruktivisme, dan aliran por art.
Tokoh-tokoh aliran seni lukis nonrepresentatif antara lain: Wassily Kandinsky, Yuan Mirro, W. De Kooning, Amry Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar dan Sadali.
1) Aliran Pointilisme, merupakan aliran seni lukis yang menggunakan titik-titik untuk menggambarkan sebuah objek. Seni lukis aliran ini merupakan lanjutan dari seni lukis aliran impressionisme.
Ciri-ciri aliran seni lukis pointilisme yaitu:
2). Aliran Fauvisme, aliran ini memberikan kebebasan bagi seniman berekspresi terhadap objek lukisan yang dibuat, artinya seniman diperbolehkan membubuhkan warna sesuka hati meski sangat kontras sekalipun dengan objeknya.
Ciri-ciri aliran seni lukis fauvisme yaitu:
3). Aliran Futurisme, aliran ini menggambarkan objek yang seolah-olah bergerak. Biasanya suatu objek yang sama digambar beberapa kali pengulangan.
Ciri-ciri aliran seni lukis futurisme yaitu:
4). Aliran Klasikisme, aliran seni lukis ini berhubungan dengan Yunani dan Romawi. Aliran ini menampilkan gambar secara klasik dan memiliki karakter serta ciri tersendiri.
Ciri-ciri aliran seni lukis klasikisme yaitu:
5). Aliran Dadaisme, aliran seni lukis ini menggambarkan karya artistik yang sedikit magis, menyeramkan, kekanakan, namun terkadang juga mengesankan.
Ciri-ciri aliran seni lukis dadaisme yaitu:
6). Aliran Optic-Art, aliran seni lukis yang memanfaatkan ilusi mata, dimana ilusi tersebut dapat berubah menjadi imajinasi.
Ciri-ciri aliran seni lukis Optic-Art yaitu:
7). Aliran Primitivisme, aliran ini merupakan aliran seni lukis yang menggambarkan sebuah objek berdasarkan yang diinginkan. Gambar yang dilukis cenderung sederhana, datar dan dua dimensi.
Ciri-ciri aliran seni lukis primitivisme yaitu:
8). Aliran Pittura Metafisika, aliran ini bertentangan dengan aliran kubisme dan futuristik. Penggambaran objek pada aliran ini berhubungan dengan sentuhan metafisika.
Ciri-ciri aliran seni lukis pittura metafisika yaitu:
9). Aliran Abstraksionisme, yaitu aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna acak serta tidak terbatas. Karya lukisan murni hasil imajinasi dari seniman sendiri.
Ciri-ciri aliran seni lukis abstraksionisme yaitu:
10). Aliran Kontemporer, Seni lukis aliran ini tidak terikat pada peraturan dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Ciri-ciri aliran seni lukis kontemporer yaitu:
11). Aliran Dekoratif, merupakan gaya, yang berurusan dengan fisik, atau perwujudan lukisan, dengan konsep: sebuah karya seni lukis yang memiliki daya unsur menghias yang tinggi.
Ciri-ciri aliran seni lukis dekoratif yaitu:
12). Aliran Gotik, aliran seni lukis ini menggambarkan objek dengan garis tebal dan bentuk ramping serta penegasan sesuatu berdasarkan warna.
Ciri-ciri aliran seni lukis gotik yaitu:
13). Aliran Konstruktivisme, merupakan aliran seni lukis yang menekankan pada penggambaran sisi seni sebuah bangunan.
Ciri-ciri aliran konstruktivisme yaitu:
Tokoh-tokoh aliran seni lukis konstruktivisme antara lain, Sprinka, Jim Nyoman Nuarta, Supankat, Laszlo Moholy-nagy, Victor Pasmore, Liubov Popova, Naum Gabo.
14). Aliran Pop-Art, merupakan aliran seni lukis yang melawan kebosanan dan kejenuhan terhadap seni lukis tanpa objek (sasaran).
Ciri-ciri aliran seni lukis Pop-Art yaitu:
Tokoh-tokoh aliran seni lukis por-art antara lain, Ris Purnomo, Nyoman Nuarta, George Segal, Tom Wasselman, Yoseph Benys.
Setiap manusia mempunyai sudut pandang yang berbeda, begitu pula pada saat membuat lukisan juga mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda. Perbedaan sudut pandang dipengaruhi oleh suasana, waktu, dan kondisi geografis.
Tema-tema di dalam pembuatan karya seni rupa murni antara lain:
1. Teknik Mozaik, yaitu teknik menempelkan pecahan atau potongan benda pada media lukis membentuk objek tertentu. Contoh: pecahan keramik/ porselin, potongan kertas, batu warna warni dan lain-lain. (Mozaik dari potongan kayu disebut intersia)
2. Lukisan Kaca, Adapun yang harus diketahui dari lukisan kaca antara lain:
3. Lukisan Cat Minyak (Plakat), merupakan jenis lukisan yang menggunakan bidang gambar kanvas dengan cat minyak yang dikemas dalam bentuk pasta, pemakaiannya umumnya dicampur dengan lijn-oil.
4. Lukisan Cat Air (Aquarel), Adapun yang harus diketahui dari lukisan cat air antara lain:
5. Lukisan Akrilik, biasanya menghasilkan warna-warna yang cerah dan menyala. Lukisan teknik ini sering digunakan sebagai eksperimen melukis pada sepatu, tas, atau bahan kain lainnya.
6. Lukisan Batik, Perlu siketahui lukisan batik pada dasarnya hampir sama dengan membatik, yaitu menutup permukaan kain dengan lilin/ malam, yang akan membentuk gambar dengan hasil akhir yang dicelup ke larutan pewarna.
1. Memunculkan Gagasan
Memunculkan gagasan atau ide dalam berkarya seni lukis dapat dilakukan dengan cara:
2. Membuat Sketsa
Sketsa adalah gambar awal berupa goresan global yang akan dijadikan sebuah lukisan.
3. Menentukan Media Berkarya (Alat dan Bahan)
Media, alat dan bahan yang dapat digunakan dalam melukis adalah:
4. Menentukan Teknik
Teknik yang digunakan dalam melukis antara lain:
5. Mewarnai dan Menyempurnakan Lukisan
Tahap terakhir yang dilakukan dalam menyempurnakan lukisan adalah:
Sumber: Seni Budaya SMP/ MTs Kelas IX (edisi revisi 2018)
Gaya/ aliran seni rupa yang termasuk dalam representatif antara lain; aliran pointilisme, aliran fauvisme, aliran futurisme, aliran klasikisme, aliran dadaisme, aliran optic art, aliran primitivisme, aliran pitura metavisika, aliran abstraksionisme, aliran kontemporer, aliran dekoratif, aliran gotik, aliran konstruktivisme, dan aliran por art.
Tokoh-tokoh aliran seni lukis nonrepresentatif antara lain: Wassily Kandinsky, Yuan Mirro, W. De Kooning, Amry Yahya, Fajar Sidik, But Mochtar dan Sadali.
1) Aliran Pointilisme, merupakan aliran seni lukis yang menggunakan titik-titik untuk menggambarkan sebuah objek. Seni lukis aliran ini merupakan lanjutan dari seni lukis aliran impressionisme.
Ciri-ciri aliran seni lukis pointilisme yaitu:
- titik-titik yang digunakan terdiri dari bermacam-macam variasi
- objek yang dilukis lebih jelas dilihat dari kejauhan
- objek berwarna cerah tersusun dari banyak titik kecil berwarna kuning, hijau dan biru
2). Aliran Fauvisme, aliran ini memberikan kebebasan bagi seniman berekspresi terhadap objek lukisan yang dibuat, artinya seniman diperbolehkan membubuhkan warna sesuka hati meski sangat kontras sekalipun dengan objeknya.
Ciri-ciri aliran seni lukis fauvisme yaitu:
- warna lukisan cenderung liar dan kontras
- warna yang digunakan berbeda dengan objek
- penggunaan garis disederhanakan sehingga keberadaan garis yang jelas dan kuat dapat dideteksi
3). Aliran Futurisme, aliran ini menggambarkan objek yang seolah-olah bergerak. Biasanya suatu objek yang sama digambar beberapa kali pengulangan.
Ciri-ciri aliran seni lukis futurisme yaitu:
- memanfaatkan prinsip aneka tampak
- karya seni ini menangkap unsur gerak dan kecepatan
- menggunakan typografi sebagai unsur ekspresi dalam desain
- memperhatikan kedinamisan, kedisiplinan, dan gaya untuk mengekspresikan kecepatan dan kesamaan waktu
4). Aliran Klasikisme, aliran seni lukis ini berhubungan dengan Yunani dan Romawi. Aliran ini menampilkan gambar secara klasik dan memiliki karakter serta ciri tersendiri.
Ciri-ciri aliran seni lukis klasikisme yaitu:
- Lukisan aliran ini memiliki bentuk seimbang dan harmonis
- penggambaran wajah objek terkesan tenang namun dilebih-lebihkan
- berisi cerita di lingkungan istana
- batasan-batasan warna bersifat bersih dan statis
5). Aliran Dadaisme, aliran seni lukis ini menggambarkan karya artistik yang sedikit magis, menyeramkan, kekanakan, namun terkadang juga mengesankan.
Ciri-ciri aliran seni lukis dadaisme yaitu:
- pewarnaan didominasi oleh warna primer dan kontras, yakni warna-warna hitam-putih, merah-putih-hijau tua
- cenderung menggambarkan hal-hal yang bersifat primitif, kuno, naif
6). Aliran Optic-Art, aliran seni lukis yang memanfaatkan ilusi mata, dimana ilusi tersebut dapat berubah menjadi imajinasi.
Ciri-ciri aliran seni lukis Optic-Art yaitu:
- aliran seni ini bersifat abstrak, formal, dan eksak
- penggambaran objek khas berupa susunan geometris berulang. Tujuannya untuk memfungsikan kelemahan mata dengan ilusi ruang (kadang bergerak semu)
7). Aliran Primitivisme, aliran ini merupakan aliran seni lukis yang menggambarkan sebuah objek berdasarkan yang diinginkan. Gambar yang dilukis cenderung sederhana, datar dan dua dimensi.
Ciri-ciri aliran seni lukis primitivisme yaitu:
- lukisan berhubungan dengan kehidupan manusia zaman dahulu yang cenderung primitive
- objek yang dilukis berupa tumbuhan, hewan dan manusia dalam bentuk garis yang sederhana
- detail objek tidak menonjol, hanya penggambaran garis minimalis berupa garis dan aksen sederhana
8). Aliran Pittura Metafisika, aliran ini bertentangan dengan aliran kubisme dan futuristik. Penggambaran objek pada aliran ini berhubungan dengan sentuhan metafisika.
Ciri-ciri aliran seni lukis pittura metafisika yaitu:
- objek biasanya berupa manusia yang sedang beraktivitas benda dan latar di belakangnya
- objek yang dilukis biasanya berbentuk boneka yang berhubungan erat dengan metafisika
9). Aliran Abstraksionisme, yaitu aliran seni lukis yang menggunakan bentuk dan warna acak serta tidak terbatas. Karya lukisan murni hasil imajinasi dari seniman sendiri.
Ciri-ciri aliran seni lukis abstraksionisme yaitu:
- seni ini menampilkan unsur-unsur seni rupa saja yang disusun tidak beraturan
- garis, bentuk, dan warna disusun tanpa mengindahkan bentuk asli di alam
10). Aliran Kontemporer, Seni lukis aliran ini tidak terikat pada peraturan dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Ciri-ciri aliran seni lukis kontemporer yaitu:
- objek yang dilukis bersifat dinamis, ekspresif, mencolok dan bebas
- penggambaran objek berupa refleksi situasi juga waktu yang tematik
11). Aliran Dekoratif, merupakan gaya, yang berurusan dengan fisik, atau perwujudan lukisan, dengan konsep: sebuah karya seni lukis yang memiliki daya unsur menghias yang tinggi.
Ciri-ciri aliran seni lukis dekoratif yaitu:
- jika berupa lukisan, tidak/ kurang menampakkan volume keruangan, maupun perspektif, tidak menunjukkan ketigadimensiannya/ flat/ datar.
- fisik objeknya selalu diperindah/ distilir sesuai tujuannya, dan tampak datar/ flat, tidak berkesan tigadimensional
12). Aliran Gotik, aliran seni lukis ini menggambarkan objek dengan garis tebal dan bentuk ramping serta penegasan sesuatu berdasarkan warna.
Ciri-ciri aliran seni lukis gotik yaitu:
- objek yang dilukis biasanya merupakan tokoh suci, seperti raja, ratu, kesatria, dan lainnya
- lukisan ini banyak ditemukan di rumah ibadah, kerajaan, kastil, ataupun bangunan klasik
13). Aliran Konstruktivisme, merupakan aliran seni lukis yang menekankan pada penggambaran sisi seni sebuah bangunan.
Ciri-ciri aliran konstruktivisme yaitu:
- objek utama yang dilukis adalah bangunan dan latar yang berada disekitar bangunan dari satu sudut lukis
- objek bisa berupa bangunan kuno, klasik, klasik, modern atau bangunan apapun
Tokoh-tokoh aliran seni lukis konstruktivisme antara lain, Sprinka, Jim Nyoman Nuarta, Supankat, Laszlo Moholy-nagy, Victor Pasmore, Liubov Popova, Naum Gabo.
14). Aliran Pop-Art, merupakan aliran seni lukis yang melawan kebosanan dan kejenuhan terhadap seni lukis tanpa objek (sasaran).
Ciri-ciri aliran seni lukis Pop-Art yaitu:
- karya seni lukisnya sebagian besar berupa seni lukis karikatur yang memuat sindiran, kritik atau humor
- objek biasanya berupa manusia yang digambarkan dalam perspektif/ cara pandang lain
Tokoh-tokoh aliran seni lukis por-art antara lain, Ris Purnomo, Nyoman Nuarta, George Segal, Tom Wasselman, Yoseph Benys.
E. Tema Seni Rupa Murni
Tema adalah gagasan, ide, atau pokok pikiran yang ada pada sebuah karya seni, baik dua dimensi maupun tiga dimensi.Setiap manusia mempunyai sudut pandang yang berbeda, begitu pula pada saat membuat lukisan juga mempunyai sudut pandang yang berbeda-beda. Perbedaan sudut pandang dipengaruhi oleh suasana, waktu, dan kondisi geografis.
Tema-tema di dalam pembuatan karya seni rupa murni antara lain:
- Hubungan antara manusia dengan dirinya sendiri, adalah perwujudan ungkapan gagasan, ide dalam cita rasa keindahan atau ekspresi manusia dalam berkarya seni yaitu seni lukis, kadang diungkapkan melalui potret dirinya sebagai objek lukisannya.
- Hubungan manusia dengan manusia lain. Tokoh pelukis sering menggunakan objek manusia dengan manusia lainnya sebagai objek lukisannya.
- Hubungan manusia dengan alam. Alam sekitar yang indah dan menarik sering dijadikan objek lukisan bagi para pelukis sebagai ungkapan cita rasanya.
- Hubungan manusia dengan benda. Benda-benda disekitar kita banyak memiliki keunikan, sehingga keunikan benda-benda tersebut sering dijadikan sebagai objek lukisan bagi para pelukis.
- Hubungan manusia dengan aktivitasnya. Aktivitas manusia sehari-hari sangat beragam, misalnya kegiatan menari, membajak sawah, berburu, menggembala, jual beli di pasar dan lain-lain. Kegiatan inilah banyak diabadikan perupa sebagai objek lukisannya.
- Hubungan manusia dengan alam khayal. Karya seni rupa surealisme adalah sebagai contoh, bahwa perupa juga mengungkapkan ide, imajinasi atau khayalannya dalam objek lukisan.
F. Jenis Lukisan Berdasarkan Teknik dan Bahan yang digunakan
Beberapa teknik yang digunakan dalam melukis antara lain:1. Teknik Mozaik, yaitu teknik menempelkan pecahan atau potongan benda pada media lukis membentuk objek tertentu. Contoh: pecahan keramik/ porselin, potongan kertas, batu warna warni dan lain-lain. (Mozaik dari potongan kayu disebut intersia)
2. Lukisan Kaca, Adapun yang harus diketahui dari lukisan kaca antara lain:
- lukisan kaca bisa menggunakan: kaca, timah, kuningan, dan tembaga sebagai penyambungnya
- pertama kali dikembangkan pada zaman gotik di Eropa sebagai bagian dari arsitektur
- mencapai kegemilangan pada zaman Renaisance, yaitu dipakai hiasan pada pintu, bangunan besar di istana/ tempat peribadatan
- di Indonesia lukisan kaca yang terkenal di Cirebon, Jawa Barat yang perkembangannya merupakan warisan teknik seniman Belanda
3. Lukisan Cat Minyak (Plakat), merupakan jenis lukisan yang menggunakan bidang gambar kanvas dengan cat minyak yang dikemas dalam bentuk pasta, pemakaiannya umumnya dicampur dengan lijn-oil.
4. Lukisan Cat Air (Aquarel), Adapun yang harus diketahui dari lukisan cat air antara lain:
- teknik melukis dengan cat air disebut teknik aquarel, yaitu melukis dengan sapuan tipis yang hasilnya transparan
- hasil karya lukisan cat air biasanya bersifat sangat ekspresif, atau sebaliknya sangat impresif, tergantung teknik yang digunakan
5. Lukisan Akrilik, biasanya menghasilkan warna-warna yang cerah dan menyala. Lukisan teknik ini sering digunakan sebagai eksperimen melukis pada sepatu, tas, atau bahan kain lainnya.
6. Lukisan Batik, Perlu siketahui lukisan batik pada dasarnya hampir sama dengan membatik, yaitu menutup permukaan kain dengan lilin/ malam, yang akan membentuk gambar dengan hasil akhir yang dicelup ke larutan pewarna.
G. Teknik Berkarya Seni Lukis
Proses atau langkah dalam melukis adalah sebagai berikut:1. Memunculkan Gagasan
Memunculkan gagasan atau ide dalam berkarya seni lukis dapat dilakukan dengan cara:
- mengembangkan imajinasi,
- melihat objek secara langsung
- mengunjungi museum
- melihat dari buku, majalah, internet, dan dokumen lain.
2. Membuat Sketsa
Sketsa adalah gambar awal berupa goresan global yang akan dijadikan sebuah lukisan.
3. Menentukan Media Berkarya (Alat dan Bahan)
Media, alat dan bahan yang dapat digunakan dalam melukis adalah:
- menggunakan kertas (karton, manila, padalarang, HVS, buku gambar) dan lainnya.
- menggunakan kanvas
- menggunakan media lebar (tembok, dinding, papan)
- menggunakan media alternatif (kaca, cangkang telur, keramik, atau benda kerajinan lainnya)
- menggunakan cat minyak, cat akrilik, cat air, cat tembok, pastel, crayon, pensil warna, dan lain-lain)
- menggunakan alat kuas, palet, pensil, dan lainnya.
4. Menentukan Teknik
Teknik yang digunakan dalam melukis antara lain:
- teknik aquarel (warna transparan)
- teknik plakat (warna tebal/ blok)
- teknik goresan ekspresif (menggunakan palet, kuas, jari)
- teknik tebal dan bertekstur
- teknik timbul (mozaik)
5. Mewarnai dan Menyempurnakan Lukisan
Tahap terakhir yang dilakukan dalam menyempurnakan lukisan adalah:
- mewarnai sketsa dengan goresan tipis-tipis pada objek pokok dan latar belakang
- menyempurnakan lukisan dengan kontur, penyinaran (spot light), penegasan dan penentuan gelap terang.
Sumber: Seni Budaya SMP/ MTs Kelas IX (edisi revisi 2018)