Contoh Tembang Macapat Kinanthi dan Artinya Secara Lengkap

Tembang Kinanthi berasal dari kata "kanthi" (dalam bahasa Jawa) yang artinya tuntun. Tembang Kinanthi berisikan bimbingan atau tuntunan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak. Artinya seorang anak yang sedang tumbuh dan berkembang membutuhkan bimbingan dan arahan dari orang dewasa agar berhasil dalam hidupnya.

Watak Tembang Kinanthi lebih cenderung memberikan nuansa kebahagiaan, kasih sayang, dan juga keteladanan hidup. Lirik Tembang Kinanthi ini sangat tepat digunakan untuk menyampaikan sebuah nasehat, wejangan dan juga kasih sayang.

Tembang Kinanthi memiliki Guru Gatra: 6 baris setiap bait (Artinya tembang Kinanthi ini memiliki 6 larik atau baris kalimat).

Guru wilangan Tembang Kinanthi yaitu:8, 8, 8, 8, 8, 8 (Artinya baris pertama terdiri dari 8 suku kata, baris kedua berisi 8 suku kata, dan seterusnya). Dan Guru Lagu Tembang Kinanthi yaitu: u, i, a, i, a, i (Artinya baris pertama berakhir dengan vokal u, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya).

Contoh Tembang Kinanthi

Berikut 20 contoh tembang Kinanthi dan artinya secara lengkap yang kami sajikan untuk anda. Sejumlah 18 tembang diciptakan oleh KGPA. Mangkunagara IV (dalam serat Wedotomo) dari buku "Menyingkap serat Wedotomo" oleh : Anjar Any. dan 2 tembang Kinanthi lainnya kami rangkum dari sumber lain. Semoga dapat memberikan wawasan bagi pembaca yang menyukai tembang Kinanthi.

1) Mangka kanthining tumuwuh,
Salami mung awas eling,
Eling lukitaning alam,
Dadi wiryaning dumadi,
Supadi nir ing sangsaya,
Yeku pangreksanin gurip.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Padahal bekal/modal orang hidup, selamanya waspada dan ingat. Ingat kepada petunjuk/contoh di alam ini, Jadi kekuatan hidup, supaya lepas dari kesengsaraan, yaitu cara pemeliharaan hidup.

2) Marma den taberi kulup,
Angulah lantiping ati,
Rina wengi den anedya,
Pandak panduking pambudi,
Bengkas kahardaning driya,
Supaya dadya utami.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Oleh karena itu rajinlah anakku, belajar menajamkan perasaan. Siang malam berusaha, berusahalah selalu, menghancurkan nafsu pribadi, agar menjadi utama,

3) Pangasahe sepi samun,
Aywa esah ing salami,
Samangsa wis kawistara,
Lalandhepe mingis mingis,
Pasah wukir reksamuka,
Kekes srabedaning budi.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Cara memperdalam/mempertajam dialam sepi (semedi), jangan berhenti selamanya, apabila sudah terlihat, tajamnya luar biasa, dapat untuk mengiris gunung penghalang, Lenyap semua penghalangnya budi.

4) Dene awas tegesipun,
Weruh warananing urip,
Miwah wisesaning tunggal,
Kang atunggil rina wengi,
Kang mukitan ing sakarsa,
Gumelar ngalam sakalir.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Artinya awas (waspada) itu, tahu penghalang kehidupan, serta kekuasaan yang satu, yang selalu bersama siang malam, yang meluluskan segala kehendak, terhampar seluruh alam,

5) Aywa sembrana ing kalbu,
Wawasen wuwus sireki,
Ing kono yekti karasa,
Dudu ucape pribadi,
Marma den sembadeng sedya,
Wewesen praptaning uwis.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Jangan lengah didalam hati, perhatikan kata-katamu, disitu tentu terasa, bukan katamu sendiri, oleh karenanya bertanggungjawablah dan perhatikan semuanya sampai tuntas.

6) Sirnakna semanging kalbu,
Den waspada ing pangeksi,
Yeku dalaning kasidan,
Sinuda saka sethithik,
Pamothahing nafsu hawa,
Linalantih mamrih titih.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Hilangkan keragu-raguan hati. Waspadalah terhadap pandanganmu, Itulah jalan yang baik, Kurangilah dari sedikit, permintaan hawa nafsu. latihlah agar sempurna.

7) Aywa mematuh nalutuh,
Tanpa tuwas tanpa kasil,
Kasalibuk ing srabeda,
Marma dipun ngati ati,
Urip keh rencananira,
Sambekala den kaliling.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Jangan membiasakan diri berbuat aib, tidak ada gunanya tidak ada hasilnya. Terjerat oleh rintangan/gangguan. Oleh karena itu berhati-hatilah. Hidup banyak rintangannya. Godaan harus diperhatikan.

8) Upamane wong lumaku,
Marga gawat den liwati,
Lamun kurang ing pangarah,
Sayekti karendhet ingri,
Apese kasandhung padhas,
Babak bundhas anemahi.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Seumpama orang berjalan, Jalan yang berbahaya dilalui. Apabila kurang perhitungan, tentulah tertusuk duri, paling tidak terantuk batu, akirnya terluka.

9) Lumrah bae yen kadyeku,
Atetamba yen wus bucik,
Duweya kawruh sabodhag,
Yentan nartani ing kapti,
Dadi kawruhe kinarya,
Ngupaya kasil lan melik.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Yang demikian itu biasa, berobat setelah terluka, walaupun punya pengetahuan banyak, apabila tidak ada gunanya, sehingga pengetahuannya hanya dipakai, mencari nafkah dan pamrih.

10) Meloke yen arsa muluk,
Muluk ujare lir wali,
Wola wali nora nyata,
Anggepe pandhita luwih,
Kaluwihane tan ana,
Kabeh tandha tandha sepi.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Terlihat bila berkomentar, bicaranya muluk-muluk biar dianggap wali, berkali-kali tidak terbukti. Menganggap diri pandita hebat, kehebatannya tidak ada, bukti-bukti tidak nampak.

11) Kawruhe mung ana wuwus,
Wuwuse gumaib gaib,
Kasliring thithik tan kena,
Mancereng alise gathik,
Apa pandhita antiga,
Kang mangkono iku kaki.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Pengetahuannya hanya ada di mulut, Kata-katanya di gaib-gaibkan. Dibantah sedikit saja tidak mau. Mata membelalak alisnya menjadi satu (marah), apa itu pandita palsu, yang seperti itu anakku.

12) Mangka ta kangaran laku,
Lakune ngelmu sajati,
Tan dahwen pati openan,
Tan panasten nora jail,
Tan njurungi ing kahardan,
Amung eneng mamrih ening.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Padahal yang disebut laku (sarat), saratnya menjalankan ilmu sejati. Tidak iri dan dengki, tidak mudah marah dan jail, tidak melampiaskan hawa nafsu. Hanyalah diam agar dapat tenang (syahdu).

13) Kaunanging budi luhung,
Bangkit ajur ajer kaki,
Yen mangkono bakal cikal,
Thukul wijining utami,
Nadyan bener-kawruhira,
Yen ana kang nyulayani.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Tersohornya/ biasanya budi yang baik itu, pandai bergaul dengan siapapun, anakku, bila demikian akan semi tumbuh benih yang utama. Walaupun pengetahuannya benar, bila ada yang berbeda pendapat

14) Tur kang nyulayani iku,
Wus wruh yen kawruhe nempil,
Nanging laire angalah,
Katingala angemori,
Mung ngenaki tyasing liyan,
Aywa esak aywa serik.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Lebih-lebih yang berbeda pendapat itu, Kita ketahui bukan pengetahuannya sendiri, tetapi diluar mengalah, agar terlihat sesuai. Hanya menyenangkan hati arang lain, Jangan sakit hati dan dendam,

15) Yeku ilapating wahyu,
Yen yuwana ingsalami,
Marga wimbuh ing nugraha,
Saking heb Kang Maha Suci,
Cinancang pucuking cipta,
Nora ucul-ucul kaki.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Demikianlah saratnya wahyu, bila demikian selamanya, itu jalan menambah pahala, dari Sabda Tuhan, diikat diujung cipta, tidak akan lepas anakku.

16) Mangkono ingkang tinamtu,
Tampa nugrahaning Widhi,
Marmata kulup den bisa,
Mbusuki ujaring janmi,
Pakoleh lair batinnya,
Iyeku budi premati.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Begitulah biasanya, mendapat anugerah Tuhan, Oleh karena itu anakku agar kau dapat pura-pura menjadi orang bodoh terhadap kata orang lain, hasilnya lahir batin, iyalah budi yang baik.

17) Pantes tinulad tinurut,
Laladane mrih utami,
Utama kembanging mulya,
Kamulyaning jiwa dhiri,
Ora ta yen ngeplekana,
Lir leluhur nguni uni.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Pantas jadi tauladan dan diikuti, cara-cara mencapai kebaikan-kebaikan itu permulaan dari kemuliaan. Kemulyaan jiwa raga, walaupun tidak persis, seperti nenek moyang dahulu.

18) Ananging ta kudu kudu,
Sakadarira pribadi,
Aywa tinggal tutuladan,
Lamun tan mangkono kaki,
Yekti tuna ing tumitah,
Poma kaestokna kaki.
(KGPA. Mangkunagara IV, Wedatama)

Artinya:
Tetapi harus iktiar, sekedarnya saja, jangan melupakan tauladan/ contoh, Apabila tidak demikian anakku, itu berarti rugi hidup ini. Oleh karena itu jalankanlah anakku.

19) Kinanthi panglipur wuyung
Rerenggane prawan sunthi
Durung pasah doyan nginang
Tapih pinjung tur mantesi
Mendah gene yen diwasa
Bumi langit gonjang ganjing

Artinya:
Dibarengi dengan penghibur cinta
Hiasannya perawan kencur
Belum bisa makan kinang
Mengenakan kain panjang dan pantas
Apalagi nanti kalau dewasa
Bumi langit akan bergerak.

20) Anoman malumpat sampun,
Prapteng witing nagasari,
Mulat mangandhap katingal,
Wanodyayu kuru aking,
Gelung rusak wor lankisma,
Kangiga-iga kaeksi.

Artinya:
Anoman sudah melompat,
Datang di pohon nagasari,
Melihat ke bawah terlihat,
Seorang wanita kurus kering,
Gelungnya rusak campur tanah,
Terlihat iganya yang kurus.

Contoh Video Penyajian Tembang Macapat Kinanthi


Baca juga:
6 Contoh Tembang Macapat Pocung dan Artinya Secara Lengkap
6 Contoh Tembang Macapat Sinom dan Artinya Secara Lengkap
8 Contoh Tembang Macapat Asmarandana dan Artinya Secara Lengkap
Demikian ulasan tentang "6 Contoh Tembang Macapat Sinom dan Artinya Secara Lengkap" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel Tembang Macapat menarik lainnya di situs SeniBudayaku.com.