Jenis-Jenis Tembang Jawa Lengkap Lirik dan Terjemahannya

Tembang Jawa ada bermacam-macam jenis. Ada tembang yang bersumber dari keraton dan ada juga tembang yang bersumber dari rakyat. Tembang yang bersumber dari keraton dinamakan tembang tradisional klasik, sedangkan tembang jawa yang bersumber dari rakyat disebut dengan tembang tradisional rakyat. Jenis-jenis tembang tradisional klasik antara lain seperti tembang gedhe, tembang tengahan, dan tembang macapat atau tembang cilik. Sedangkan tembang jawa yang termasuk dalam jenis tembang tradisional rakyat, antara lain tembang dolanan, tembang lancaran, tembang ladrang, keroncong, dan tembang campursari.

Tembang jawa disusun dalam tulisan-tulisan yang baku yang isinya mengandung makna (pituduh, piwulang) tentang kehidupan dan mengagungkan nama Tuhan Yang Maha Kuasa. Tembang-tembang Jawa ditulis menurut ketentuan-ketentuan yang sudah menjadi aturan baku. Ketentuan-ketentuan tersebut memang menjadi salah satu ciri khas tembang-tembang Jawa. Selain memperhatikan guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu juga memperhatikan watak-watak tembang.

"Guru gatra yaitu cacahing gatra saben sapada atau jumlah baris saben sapada". "Guru wilangan yaitu cacahing wanda saben sagatra atau jumlah suku kata saben sabaris". "Guru lagu yaiku dhong dhinge swara di akhir gatra tembang". Ada yang berwatak marah, sedih, susah, terlunta-lunta, gembira, baik hati, dan penuh kasih sayang.

Macam-macam tembang jawa tradisional klasik tersebut antara lain;
  1. Tembang Gedhe atau Ageng
  2. Tembang Tengahan atau Madya, dan
  3. Tembang Cilik atau Tembang Macapat.
Sedangkan macam-macam tembang tradisional rakyat antara lain;
  1. Tembang Dolanan
  2. Tembang Keroncong, Langgam, Ladrang, dan 
  3. Tembang Campursari.

Jenis-Jenis Tembang Jawa

Tembang jawa klasik bersumber dari keraton Surakarta dan keraton Yogyakarta. Tembang-tembang jawa klasik tersebut seperti tembang kekawin, tembang gedhe, tembang tengahan, dan tembang cilik. Tembang kekawin mendapat pengaruh dari India menggunakan bahasa sansekerta dan ditulis di daun lontar atau kayu. Sampai sekarang tembang kekawin masih digunakan di Bali. Sedangkan tembang Gedhe disusun menggunakan bahasa Jawa Kuno dengan syair-syair asli Jawa. Tembang-tembang gedhe tadi mempunyai aturan yaitu lampah dan pedhotan. Yang dimaksud lampah yaitu cacahing wanda saben salarik atau cacahing wanda saben sagatra. Tembang-tembang gedhe seperti Ciptamaya, Puspa Retna, Retna Asmara, Retna Mulya, Puspa Retna.

Tembang Jawa Tradisional Klasik lainnya yaitu tembang tengahan dan tembang macapat. Tembang tengahan menggunakan bahasa campuran yaitu bahasa jawa kuno dan bahasa jawa anyar/ baru. Yang termasuk dalam tembang tengahan yaitu Wirangrong, Balabak, Kuswarini, Kuswaraga, Juru Demung, Girisa dan Palugon. Sedangkan tembang cilik atau tembang macapat merupakan tembang jawa klasik yang sejak dahulu diperuntukkan bagi rakyat kecil/ wong cilik. Bahasa tembang macapat/ tembang cilik mudah dimengerti dan penuh piwulang/ petunjuk yang baik bagi wong cilik.

Tembang dolanan jawa biasanya dinyanyikan oleh anak-anak ketika terang bulan. Biasanya pada waktu terang bulan anak-anak jawa jaman dahulu bermain bersama teman-temannya sambil menyanyikan tembang dolanan. Tembang dolanan jawa menggunakan syair yang bermakna, lucu, dan mendidik, serta tidak ada aturan baku di dalam syair atau guru lagu. Tembang dolanan seperti cublak-cublak suweng, jamuran, kupu kuwi, gajah-gajah, ilir-ilir, sepuran, dan jago kate. Kegunaan tembang dolanan yaitu sebagai sarana hiburan yang mendidik. Masyarakat jawa mengenal 2 jenis tembang dolanan, yaitu gagrak anyar dan gagrak lawas. Terdapat perbedaan tembang dolanan gagrak lawas dan gagrak anyar. Tembang dolanan gagrak lawas syair katanya kurang dapat dimengerti karena menggunakan syair kata pada jamannya. Sedangkan tembang dolanan gagrak anyar syairnya ditulis dengan jelas, mudah dimengerti, dan ketika diiringi gamelan disebut gending dolanan.

Ketika membahas tembang jawa haruslah mengerti tentang pathet, laras, dan sruti. Ketiganya merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Laras yaitu susunan nada atau susunan titilaras yang sudah ditentukan sruti-srutinya. Sruti yaitu jarak nada yang diukur centiswara atau interval. Laras slendro jumlah srutinya sama yaitu 240 centiswara/ interval. Sedangkan laras pelog mempunyai sruti berbeda. Laras ada dua jenis yaitu laras slendro dan pelog yang memiliki interval tertentu. Pathet yaitu titilaras-titilaras yang selaras yang disusun dan diracik sehingga menghasilkan kombinasi nada. Terdapat dua jenis laras, yaitu;
  1. Laras Slendro, yaitu; pathet nem, pathet sanga, dan pathet manyura.
  2. Laras Pelog, yaitu; pathet lima, pathet nem, dan pathet barang.
Kesenian berupa Tembang Jawa merupakan warisan budaya bangsa yang tidak ternilai. Beragam jenis Tembang Jawa hasil karya para pujangga dan seniman Jawa tersebut masih dapat kita nikmati dan perlu kita lestarikan. Berikut ini Beragam Jenis Tembang Dolanan Jawa tersebut.

"NB= Untuk mengetahui lirik dan terjemahan tembang/ lagu dalam bahasa Indonesia dari masing-masing tembang silahkan klik <Klik Lirik Tembang/ Lagu dan Terjemahan>".
NoJenis TembangNama Tembang/ Lagu
1
Tembang Jawa Klasik
  • Kusumastuti
  • Patralalita
  • Bramara Wilastita
  • Kusumawicitra
  • Maduretna
  • Retna Mulya
  • Puspa Retna
  • Puspanjala
  • Ciptamaya
  • Candra Kusuma
  • Retna Asmara
  • Rara Rudira
  • Sudira Warna
  • Prawira Lalita

  • Wirangrong
  • Balabak
  • Pangajapsih
  • Kuswarini
  • Jurudemung

2
Tembang Tradisional Rakyat

Baca juga:
Tembang Macapat: Sejarah, Struktur dan Contohnya
Makna Lirik Lagu Jawa Ilir-Ilir Lengkap Terjemahannya
Lirik Lagu Dolanan Gajah-Gajah Lengkap Makna dan Terjemahannya

Demikian ulasan tentang "Jenis-Jenis Tembang Jawa Lengkap Syair dan Terjemahannya" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel Tembang Jawa di Indonesia menarik lainnya di situs SeniBudayaku.com.