Rumah Adat Sulawesi Barat Lengkap, Gambar dan Penjelasannya

Rumah Adat Sulawesi Barat

Seperti di wilayah lain, Provinsi Sulawesi Barat juga mengenal rumah adat. Rumah adat itu antara lain rumah adat Mandar dan rumah adat Mamasa.

Pada saat ini bentuk rumah adat di Mamasa adalah hasil perkembangan dari bentuk rumah tradisional sebelumnya. Bentuk awalnya adalah banua pandoko dena, banua lentong appa, banua tamben, dan banua tolo’ (sanda ariri). Bentuk rumah terakhir itulah yang menjadi ciri khas rumah tradisional masyarakat Sulawesi Barat, khususnya banua layuk di Mamasa. Ciri khas rumah adat banua layuk, terikat oleh lokasi, arah, bahan bangunan, dan waktu mendirikan bangunan. Proses pembuatan hingga siap untuk ditempati tidak terlepas dari berbagai upacara ritual.

rumah adat sulawesi barat

Struktur rumah adat banua layuk terdiri atas tiga bagian, yakni atap, badan, dan kolong (rumah panggung). Struktur rumah adat tersebut memiliki pertimbangan praktis dan spiritual. Secara praktis bentuk rumah panggung di provinsi ini memiliki fungsi sebagai berikut.
a. Menghindarkan gangguan dari binatang buas.
b. Lantai dapat menampung hawa panas di malam hari.
c. Kolong dapat dipergunakan sebagai gudang atau lainnya.

Adapun pertimbangan spiritual adalah simbol dari alam yang terdiri atas tiga lapisan, yakni dunia atas, tengah, dan bawah.

Rumah adat banua layuk sebagai rumah adat yang sarat dengan makna simbolik merupakan cerminan dari nilai-nilai budaya setepat. Simbol-simbol itu dapat ditemukan pada struktur, ukiran, dan unsur-unsur lainnya. Ada persamaan dan perbedaan antara rumah adat banua layuk di Mamasa dan tongkonan di Tana Toraja. Persamaan dari keduanya dikarenakan mempunyai akar budaya yang sama. Adapun perbedaannya disebabkan oleh kondisi lingkungan dan sosial budaya yang berbeda.


Sumber : Selayang Pandang Sulawesi Barat : Ir. Nugroho Yuananto