Upacara Adat Banten Lengkap Penjelasannya
Upacara Adat Banten
Dalam kehidupan sehari-hari, sebagian masyarakat Banten juga masih terikat oleh upacara adat/ tradisional. Upacara ini terdiri atas upacara adat yang berhubungan dengan daur hidup (life cyrcle) serta upacara adat yang berhubungan dengan aktifitas manusia dan lingkungannya. Jenis upacara yang berhubungan dengan daur hidup antara lain sebagai berikut.- Masa kehamilan, meliputi beberapa tahap seperti upacara adat bulan ketiga, keempat, kelima, dan ketujuh.
- Masa kelahiran, meliputi beberapa tahap seperti upacara adat sehari kelahiran, tujuh hari kelahiran, dan aqiqohan.
- Masa kanak-kanak, meliputi upacara adat turun tanah dan upacara adat berhenti menyusui (sapihan).
- Masa dewasa, upacara ini merupakan tanda kedewasaan seseorang misalnya khitanan bagi anak laki-laki.
- Masa perkawinan, meliputi beberapa tahap yaitu nakeni, mastekake, melamar, mapag pengantin, akad nikah, mapag jawadah, yalil (buka pintu), ngeroncong (nyembah), dan ngarag pengantin.
- Masa kematian, sebagai penganut Islam rangkaian upacara kematian meliputi memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah. Setelah itu, ada upacara selamatan dan tahlil mulai hari pertama sampai hari keseribu kematiannya.
Dalam tradisi masyarakat Baduy ada beberapa upacara adat. Ada tiga upacara adat yang berkaitan dengan kegiatan perladangan, yaitu ngawalu, ngalaksa, dan seba. Ngawalu yaitu upacara "kembalinya" padi dari ladang ke lumbung (leuit) yang dilaksanakan tiga kali tiap-tiap bulan Kawalu. Ngalaksa yaitu upacara membuat laksa (semacam mie tetapi lebih lebar) yang terbuat dari tepung beras. Ngalaksa merupakan "hari lebarannya" orang Baduy setelah berpuasa pada bulan Kawalu. Tradisi ini digunakan sebagai acara cacah jiwa karena semua warga Baduy berkumpul saat berlangsungnya upacara ini. Seba yaitu berkunjung ke rumah Bapak Gede (pemimpin pemerintahan) seperti camat, bupati, atau gubernur setahun sekali sebagai bentuk ketaatan kepada pemerintah. Seba juga menjadi media jembatan komunikasi suku Baduy dengan pemerintah.
Sebagai bagian Adat kasepuhan Banten Kidul, masyarakat Baduy juga ikut dalam upacara Seren Taun. Inilah upacara terbesar dalam tradisi Adat Kasepuhan Banten Kidul sebagai bentuk rasa syukur masyarakat Banten Kidul atas hasil panen yang melimpah. Seren taun menjadi puncak dari rangkaian panjang ritual berladang yaitu ngaseuk, sapang jadian pare, salamatan pare nyiram (mapag pare beukah), sawenan, mipit pare, nganjaran (ngabukti), dan ponggokan.
Baca juga:
Upacara Adat Betawi Lengkap Penjelasannya
Upacara Adat Tradisional Daerah Jawa Tengah dan Penjelasannya
Upacara Adat Yogyakarta Lengkap Penjelasannya
Sumber : Selayang Pandang Banten : Giyarto