Mengenal Kebudayaan Daerah Maluku

Mengenal Kebudayaan Daerah Maluku - Maluku merupakan salah satu provinsi di bagian timur Indonesia yang beribukota di Ambon. Provinsi Maluku memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut.
  • Sebelah utara : Provinsi Maluku Utara
  • Sebelah timur : Provinsi Papua Barat
  • Sebelah selatan : Negara Timor Leste dan Australia
  • Sebelah barat : Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah

Kebudayaan Daerah Maluku

Provinsi Maluku terletak pada 3°LU - 8°30' LS dan 125° - 135°BT. Provinsi Maluku memiliki area seluas 46.914,03 km². Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri atas 632 pulau besar dan kecil.

mengenal-kebudayaan-daerah-maluku

A. Bahasa Daerah Maluku

Bahasa Melayu Ambon adalah salah satu bentuk bahasa Melayu. Begitupula bahasa Indonesia adalah salah satu bentuk bahasa Melayu. Sejak dahulu bahasa melayu terdistribusi dan dipakai penutur di berbagai daerah di Indonesia dan Asia Tenggara, sebagai berikut.
  • Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Riau kepulauan, Jambi)
  • Pulau Jawa (Melayu Jakarta)
  • Nusa Tenggara Timur (Melayu Kupang)
  • Pulau Sulawesi (Melayu Makassar)
  • Maluku (Melayu Ambon, Melayu Dobo)
  • Maluku Utara (Ternate)
  • Malaysia, Brunei, Filipina, dan Sebagainya.
Bahasa Melayu Ambon berbeda dengan Melayu Ternate. Perbedaan bahasa Melayu ini banyak dipengaruhi oleh faktor ekstern. Bahasa Melayu Ambon sangat berbeda dengan suku-suku yang ada di Ternate. Bahasa Melayu Ambon mendapat banyak pengaruh dari bahasa Melayu Makassar, kosa kata bahasa Portugis, dan Bahasa Belanda juga banyak berpengaruh terhadap bahasa Melayu Ambon setelah negara tersebut masuk dan menjajah di wilayah Maluku. Pembahasan lengkapnya silahkan klik Bahasa Daerah Maluku Lengkap Penjelasannya

B. Arsitektur Tradisional Daerah Maluku

Rumah adat Baileo Nolloth termasuk salah satu dari baileo tua di pulau Saparua. Bentuknya masih asli meskipu telah direnovasi pada tahun 1985. Baileo ini didirikan pada tahun 1653, setelah orang-orang Nolloth turun dari negeri lama Nolloth di gunung ke tepi pantai pada tahun 1652.

rumah-adat-tradisional-maluku

Masyarakat Maluku tengah terbagi atas dua kelompok besar, yaitu pata lima dan pata siwa. Kelompok pata lima berada di daerah pulau Seram, sedangkan pata siwa berada di daerah Seram Barat. Untuk dapat mengetahui kelompok masyarakat itu tergolong dalam kelompok pata lima ataukah pata siwa , maka perlu diperhatikan jumlah tiang yang terdapat pada sebuah suwane/ baeleo. Kalau jumlah tiang suwane 5 maka masyarakat pemiliknya tergolong pata lima. Sebaliknya, kalau jumlahnya 9 berarti tergolong ke dalam kelompok pata siwa. Pembahasan lengkap rumah adat Maluku silahkan klik Rumah Adat Maluku Lengkap Gambar dan Penjelasannya

C. Pakaian Tradisional Daerah Maluku

Pakaian Tradisional Ambon
Ada beberapa contoh pakaian yang pada zaman dahulu pernah menjadi pakaian sehari-hari yang digunakan untuk aktifitas sehari-hari. Celana kes atau hansop, yaitu celana anak-anak yang dibuat dari bermacam-macam kain dan sijahit sesuai selera masing-masing. Kebaya Manampal, yaitu kebaya cita berlengan hingga siku yang dijahit dengan cara menambal beberapa potongan kain yang diatur dan disusun dengan rapi. Selain pakaian di atas, masih ada lagi pakaian lain yang digunakan oleh para wanita kaum pendatang dari kepulauan Lease dan telah menetap di Ambon. Mereka biasanya mengenakan baju cele, yaitu sejenis kebaya berlengan pendek, dan bagian leher ke arah dada terbelah sepanjang 15 cm tanpa kancing. Sementara itu, kaum pria Ambon mengenakan pakaian yang terdiri atas baju kurung lengan pendek, celana kartou, yaitu celana yang bagian atasnya bertali.

pakaian-tradisional-daerah-maluku

Pakaian Tradisional Manimbar
Pada dasarnya pakaian adat masyarakar Manimbar kini tidak lagi digunakan pada kehidupan mereka sehari-hari. Kalaupun ada yang memakai, itupun terbatas pada kaum yang sudah berumur. Pakaian tersebut diantaranya kutang liman malawan, yaitu sejenis kebaya yang berlengan pendek atau panjang, untuk bagian atas, dan bagian bawah mengenakan kain sarung (tais maran).

Pakaian adat wanita Tanimbar terdiri atas kebaya dan kain tenun yang disebut tais matau atau tais wangin. Sementara itu kaum pria Tanimbar memakai kemeja panjang dan celana panjang dengan kelengkapan berupa umpan, yaitu selembar kain tenun yang diikat di pinggang, sinune, tutuban ulu, kain penutup kepala, berhiaskan somalea. Pembahasan lengkapnya silahkan klik Pakaian Adat Maluku Lengkap, Gambar dan Penjelasannya

D. Kesenian Tradisional Daerah Maluku

Tarian Tradisional Maluku
Provinsi Maluku yang dihuni beberapa suku bangsa memiliki beragam jenis tarian. Berikut beberapa jenis tarian yang dapat ditemukan di daerah Maluku.
  • Tari Cakalele
Tari Cakalele merupakan salah satu tarian tradisional Maluku yang mengekspresikan tarian perang melawan penjajah. Namun tarian Cakalele di banda diekspresikan dalam gerak dan lagu serta kostum yang khas Bangsawan Banda. Tarian Cakalele di daerah lain di Maluku menggunakan gerak dan lagu serta kostum perang.
  • Tari Katreji
Tarian ini adalah tarian pergaulan masyarakat Maluku yang biasanya ditampilkan pada acara-acara desa berkaitan dengan upacara pelantikan raja/ kepala desa atau pada acara ramah tamah desa dengan tamu kehormatan yang hadir.
  • Tari Orlapei
Tarian ini adalah tarian penyambutan tamu kehormatan pada acara-acara desa di Maluku tengah. Pada umumnya menggambarkan suasana hati yang gembira seluruh masyarakat atas kedatangan tamu kehormatan di daerahnya, dan menjadi ungkapan selamat datang.
  • Tari Mamae
Tari mamae adalah permainan tradisional yang biasanya dipertunjukkan pemuda-pemudi desa pada hari-hari tertentu, yang diangkat dari permainan bambu gila (Tarian Bambu gila adalah tarian khusus yang bersifat magis dari desa Suli).
  • Tari Loliyana
Tari Loliyana atau tari panen lola adalah tari kreasi yang mengangkat upacara panen lola ke dalam bentuk pertunjukan dengan berpatok tradisi dan kebudayaan masyarakat kepulauan Teon Nila Serua.
  • Tari Kabaresi
Tari Kabaresi ini diilhami oleh semangat kepahlawanan dari Martha Christina Tiahahu yang secara filosofis berjuang untuk membela hak-hak pribumi dari kekejaman penjajah. Tari ini digarap dalam pola lantai yang lincah dan diiringi bunyi tifa totobuang, rebana, toleng-toleng (kentongan), dan suling bambu.
  • Tari Panah
Tari panah ini mulanya berasal dari tari perang, tetapi pada perkembangannya digarap menjadi tari penyambutan tamu di daerah Maluku Tenggara. Tarian ini menggunakan busur dan anak panah sebagai alat yang dapat menggugah dan mengobarkan keberanian para pria.
Tarian lainnya adalah Barong Waeapo di pulau Buru.

kesenian-tari-tradisional-maluku-1

Alat Musik Tradisional Maluku
Setiap daerah biasanya mempunyai alat musik daerah atau yang lebih dikenal dengan sebutan alat musik tradisional. Jenis alat musik tradisional yang dimiliki Maluku yang biasanya digunakan untuk mengiringi berbagai kesenian daerah setempat antara lain, seperti tifa, totobuang, ukulele, rebana, dan suling bambu.

Lagu Daerah Maluku
Jenis lagu daerah maluku sangat banyak ada yang dilantunkan pada waktu bermain, saat upacara adat, atau untuk mengiringi jenis kesenian. Syair da irama lagu sesuai dengan asal lagu tersebut. Contoh lagu daerah Maluku, antara lain "Ayo Mama", "Buka Pintu", "Burung Tantina", "Goro-Gorone", "Huhatee", "Kole-Kole", "Lembe-Lembe", "O'Ulate", "Ole Sioh", "Sopo-sopo", "dan "Tanase".

Seni Kerajinan Rakyat Maluku
Daerah Maluku mengenal jenis-jenis kerajinan rakyat, seperti seni patung, seni pahat, seni ukir seni lukis, dan lain-lain. Seni pahat, seni ukir, kerajinan kayu, dan kerajinan tenun tangan terdapat di daerah Maluku Tenggara. Kerajinan lainnya, yaitu anyaman pakis (Ambon), anyaman bambu (Seram bagian Timur), gerabah (Maluku Tengah), Kerajinan kulit kerang (Kepulauan Aru), dan Kerajinan Rotan (Ambon).

E. Upacara Tradisional Daerah Maluku

Seperti halnya masyarakat adat pada umumnya, masyarakat Maluku juga melaksanakan upacara-upacara yang berhubungan dengan lingkungan hidup manusia, yaitu kelahiran, perkawinan dan kematian. Beberapa bentuk upacara adat masyarakat Maluku, seperti berikut ini.
  • Upacara Suu Anaku pada Suku Nuaulu
Nuaulu adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di Provinsi Maluku. Mereka mendiami Pulau Seram yang terdapat di daerah Maluku Tengah. Di kalangan mereka ada tradisi yang termasuk dalam upacara lingkaran hidup individu yaitu upacara yang berkenaan dengan masa peralihan dari masa kandung hingga kelahiran. Upacara tersebut dinamakan "Suu Anaku" yang berarti "Memandikan Anak".

Ada dua versi yang berkenaan dengan tujuan upacara ini. Versi yang pertama mengatakan bahwa tujuan upacara adalah agar bayi, baik ketika masih dalam kandungan maupun ketika lahir tidak diganggu oleh roh-roh jahat. Sebaliknya upacara Suu Ananku bertujuan untuk menghilangkan pembawaan-pembawaan lahiriyah yang buruk pada sang bayi.
  • Upacara Tihi Huau pada Suku Nuaulu
Pada masyarakat Nuaulu terdapat suatu tradisi yang disebut dengan Tihi Huau. Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan kepercayaan yang mereka yakini. menurut mereka seorang anak laki-laki maupun perempuan mudah disusupi dan sipengaruhi roh-roh jahat. Untuk itu, perlu diadakan suatu upacara agar anak terhindar dari pengaruh tersebut. Pemutusan pengaruh roh jahat itu disimbolkan dengan pemotongan rambut (tihi huau). Menurut kepercayaan mereka, rambut merupakan bagian dari tubuh manusia yang berdaya magis.

Tradisi atau Adat Lainnya di Maluku yang sampai saat ini masih dilakukan di beberapa daerah khususnya daerah pedalaman, diantaranya seperti Buka Sesi Lompa, Antar Sotong, Pukul Sapu (Baku Pukul Menyapu), Naik Kepala Masjid, Pela Ganding.

F. Senjata Tradisional Daerah Maluku

Masyarakat Maluku mengenal beberapa senjata tradisional, misalnya panah, tombak, dan parang salawaku. Sejak zaman dahulu tombak dan panah mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Nuaulu, khususnya untuk berburu dan berperang.

G. Makanan dan Minuman Tradisional Daerah Maluku

Makanan dan minuman khas daerah Maluku yaitu makanan dan minuman yang dibuat dengan bahan-bahan yang berasal dari hasil pertanian, perkebunan, perikanan, atau kehutanan. Beberapa makanan dan minuman tradisional Maluku yang dapat ditemukan diantaranya seperti pepeda, kohu-kohu, dabu-dabu, dan beberapa jajanan yang terbuat dari sagu seperti talam manis, talam asin, ongol-ongol, sagu kenari, sagu kelapa, bubur mutiara, sagon kukus, sagu embal, sagu bakar, cendol, dan lain-lain. Pembahasan secara lengkap silahkan klik Makanan Khas Maluku, Lengkap Penjelasannya.

Demikian pembahasan tentang "Mengenal Kebudayaan Daerah Maluku" yang dapat kami sajikan. Artikel ini dirangkum dari buku"Selayang Pandang Maluku: Ir. Nugroho Y". Baca juga artikel kebudayaan daerah di Indonesia lainnya di situs SeniBudayaku.com.